Cerita Hidup di Masa Kuliah USTJ
Di awal saya memutuskan untuk masuk kuliah, di Ustj di saat itu juga aku untuk hidup jauh dari orang tua, jauh dari keluarga, dan juga jauh dari teman-teman saudara.Jujur awalnya memang berat bahkan tidak pernah terfikir sebelumnya untuk hidup jauh dari orang tua, semua serba sendiri , masak sendiri, makan sendiri, cuci baju sendiri, pokoknya semua sendiri, kalau tidak usaha gerak sandiri tidak bisa makan.karena juga tidak pernah hidup jauh dari orang tua, semua serba disediakan oleh orang tua, jadi belum terbiasa hidup serba sendiri.
Satu bulan, dua bulan, dan bulan-bulan berikutnya udah mulai terbiasa dengan itu semua walaupun belum 100 persen mandiri tapi udah ada usaha untuk hidup lebih mandiri.Namun kadang-kadang banyak Mengeluh dan kadang juga masih sering menangis kalau ayah atau ibu menelvon, mungkin karna saya anak Pertama jadi masih banyak manja dan cengengnya juga jadi mudah menang..
Kehidupan saya di kuliah mulai dari Semester 1 , sampe semester 6 saya banyak terlibat dalam organisasi , hingga ikuti kegiatan mahasiswa], banyak mengajarkan saya arti persahabatan, kekompakan, hingga mengejar impian saya arti bertanggung jawab.Ternyata yang selama ini saya membayangkan tentang kuliah rumit dan penuh dengan menumpuknya tugas terpatahkan dengan kegiatan kuliah yang saya ikuti, menyenangkan, banyak kawan, hingga banyak teman-teman dan kakak-kakak yang bisa saya jadikan motivasi saya untuk lebih semangat lagi dalam menjalankan kuliah yang saya kerjakan sekarang ini, bahkan banyak teman-teman dan kakak-kakak yang terus memberikan sedikit ilmu yang ia diketahui untuk dibagikan kepada orang lain juga dan saya, dari masalah susahnya jauh dari orang tua, keluarga, hingga masalah kemanjaan saya yang tidak terbiasa hidup susah. Semua itu membuat saya lebih ingin belajar lagi hidup mandiri.
Selama ini kuliah yang saya jalankan, saya lebih menambahkan semester awal, karena lebih mudah dan saya lebih bisa memahami setiap mata kuliah yang di sampaikan dosen kepada mahasiswa, yah walaupun kadang terlalu banyak mahasiswa hingga kurang efektifnya dalam belajar, lokal yang ribut, mahasiswa yang banyak , hingga tidak tersampai dengan pelajaran mata kuliah yang diberikan, namun saya coba lebih memahaminya dengan saya coba browsing lagi di internet hingga mencari buku-buku di perpustakaan Fakultas Fessospol Ustj hingga perpustakaan USTJ yang dapat membantu saya untuk lebih mendalami mata kuliah.
Namun saat semester dua mulai terasa lebih berat lagi mata kuliahnya, banyaknya presentasi, saya lakukan hingga kegiatan yang di adakan oleh jurusan saya, ikut terus saya coba ikuti apa yang dosen tunjukan untuk diberitahukan setiap mahasiswa, agar lebih berani menampakkan keberanian setiap individu, banyak mahasiswa yang kurang berani dalam berpendapat, lemahnya nyali mahasiswa dalam memberikan pemikiran yang ia miliki padahal setiap individu memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam setiap masalah yang ada dalam mata kuliah, kadang mereka juga takut terhadap teman-teman yang lain karena pendapatnya yang kurang pas atau tidak sesuai.
Kekuatan yang besar adalah saat doa dan restu dari ayah dan ibu saya berikan kepada saya menjadi sebuah cahaya untuk lebih semangat lagi dalam menjalankan kuliah saya, tidak peduli pandangan buruk orang di luar sana yang meremehkan saya dan ayah ibu saya yang saya tau hanya lebih semangat lagi dalam menuntut ilmu, bukan hanya di kampus di luar kampus pun saya akan terus belajar, belajar dan belajar karena bagi saya tidak ada usaha yang sia-sia jika kita ingin berusaha atau pun selalu berdoa agar setiap langkah pendidikan yang kita jalani bukan hanya mendapat Abdon Sambom dari ayah dan ibu saya saja harus bisa mendapat berkat dari allah swt.
Oleh karena itu allah jaga jalan yang saya jalani tidak akan sia-sia apalagi dengan usaha dan Abdon dari ayah dan ibu saya mudah-mudahan usaha saya kuliah saya selesai untuk kapannya, karena menurut saat tidak ada usaha yang sia-sia yang ada hanya kegagalan bagi orang orang yang tidak mau usaha dan hanya berdiam diri mengomentari hidup orang lain tanpa tahu sebenarnya hidup yang orang lain itu hadapi, orang itu hanya melihat saja tapi tidak dengan kehidupannya.
Dari semua pelajaran yang saya dapatkan di bangku kuliah selama dua semester ini, saya bisa lebih menghargai setiap perjalanan kehidupan orang lain bahkan hidup saya sendiri bukan dengan hasilnya sekarang melainkan bagaimana caranya sampai ketitik menyelesaikan dengan cara yang baik, karena itu jangan penilaian orang lain dari Cassingnya saya tapi, tapi dari dalam lubuk hatinya, tidak selamanya yang berdoa yag benar besar terhadap Tuhan yang selalu bertindak dan berkelakuan baik dan juga tidak selamanya orang yang terlihat jahat selalu jahat yang tinggal bagaimana bisa melihat perubahan dari diri orang-orang tersebut saja, yang baik belum tentu baik dan yang jahat belum tentu jahat.
Setiap proses dalam hidup yang patut di hargai, proses dimana saya yang dulunya manja, tidak bisa jauh dari orang tua, tidak bisa hidup susah bahkan tidak bisa yang menghargai nilai hidup orang lain, ya Tuhan sekarang saya bisa lebih mandiri lagi, lebih bisa menghargai orang lain hingga bisa hidup dengan cara bersyukur dan bersyukur. ada nikmat allah yang lebih indah kecuali selalu bersyukur dalam setiap proses perjalanan hidup selama di masa kuliah yang memecahkan cara berfikir saya dalam hidup.
Dan saya selama menjadi mahasiswa saya pernah menulis berita di beberapa media diantaranya.
https://jelatap.com
Yang saya tulis berita adalah menjadi suatu pengalaman atau manfaat bagi saya dan penting juga manfaat bagi orang lain untuk membaca beritanya.
Editor : Abdon Sambom