Xavier Hernández Creus, atau biasa dikenal Xavi Hernandez adalah seorang mantan pesepakbola profesional yang kini sudah pensiun. Bagi pecinta sepak bola, siapa yang tidak mengenal sosok yang satu ini. Seorang maestro lini tengah yang membuat timnas Spanyol dan FC Barcelona berjaya pada masanya. Gaya permainannya yang khas bersama 2 rekannya yang sama-sama membela timnas dan klub yang sama yaitu Iniesta dan Busquets membuat warna baru dalam permainan sepak bola. Dengan gaya permainan umpan pendek cepat dan teratur, atau banyak orang menyebutnya dengan tiki-taka membuat sepak bola lebih indah saat dilihat. Saat dirinya masih aktif sebagai pemain, Xavi bisa dibilang sudah mendapatkan segalanya, mulai dari trofi Liga Champions sampai World Cup sudah dia raih. Sekarang, pria 42 tahun tersebut sudah gantung sepatu dan aktif sebagai coach di klub lamanya saat dia masih bermain yaitu FC Barcelona. Berbicara perihal klub yang dilatih Xavi saat ini yaitu Barcelona, ada hal menarik yang perlu kita bahas.
Sebelum dilatih oleh Xavi, Barcelona mengalami penurunan performa, dimulai sejak Barcelona terkena comeback di Liga Champions oleh Liverpool di Anfield. Saat itu Barcelona sudah unggul 3-0 pada leg pertama, tapi mereka tumbang 4-0 pada leg kedua. Setelah pertandingan tersebut, Barcelona seakan kehilangan jati dirinya. Pertandingan demi pertandingan, sampai melakukan beberapa kali pergantian pelatih telah mereka lewati dari Valverde sampai Koeman, tapi mereka sering mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, bahkan Barcelona sampai pernah dibantai dengan skor 8-2 oleh Bayern Munchen di perempat final Liga Champions. Pertandingan itu menjadi titik terendah Barcelona dari serangkaian pertandingan yang mereka hadapi sebelumnya, dan itu menjadi bukti hancurnya jati diri Barcelona. Setelah kejadian tersebut, serangkaian konflik pun terjadi mulai dari mundurnya Presiden Bartomeu hingga hengkangnya sang mega bintang Lionel Messi dikarenakan aturan LaLiga Spanyol. Sampai akhirnya, Barcelona memiliki Presiden terpilih yang baru yaitu Joan Laporta, Presiden yang juga pernah mengurus Barcelona pada masa lampau. Saat dia telah resmi menjadi Presiden kembali, beberapa bulan kemudian Laporta pun menunjuk Xavi sebagai coach Barcelona selanjutnya setelah serangkaian hasil buruk yang diraih pelatih sebelumnya yaitu Koeman.
Masa-masa awal kepelatihan Xavi di Barcelona memang terbilang tidak terlalu mulus, mulai dari kesulitan untuk menang di laga debutnya hingga harus tersingkir ke Liga Europa. Tapi, seiring berjalannya waktu dan juga Barcelona kedatangan beberapa amunisi baru. Seorang Xavi berhasil menyulap permainan Barcelona menjadi lebih baik dari sebelumnya. Xavi berhasil memanfaatkan talenta muda yang ada di Barcelona seperti Pedri, Gavi, Araujo. Xavi pula berhasil memanfaatkan rekrutan anyar Barcelona seperti Aubameyang, Ferran Torres, dan Adama Traore. Mereka bersatu padu membentuk pola permainan yang hampir sama seperti apa yang dilakukan Barcelona pada masa lampau, seolah-olah kita melihat “Barcelona reborn”. Seiring berjalannya waktu, dari serangkaian hasil yang kurang memuaskan, dan hingga sekarang Barcelona belum terkalahkan dalam 12 laga terakhir di semua kompetisi, pencapaian yang baik dilakukan oleh Xavi sejauh ini. Yang terbaru, Barcelona bahkan pecundangi rivalnya Real Madrid dengan skor telak 4-0 dikandang Madrid sendiri yaitu Santiago Bernabeu. Hal tersebut juga merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa karena pada 5 laga terkahir El Classico, berakhir dengan Barcelona yang menelan kekalahan. Dengan adanya Xavi, apakah Barcelona telah memulai era barunya? Patut kita nantikan bagaimana kinerja Xavi dengan Barcelona kedepannya.