IKLAN, KENAPA HARUS WANITA IDEAL ???

access_time | label Beauty & Fashion

 

Periklanan sangat berkaitan dengan budaya populer. Periklanan adalah cerminan budaya. Setiap hari rasanya tidak mungkin lepas dari iklan. Ia hadir melalui tayangan di media, baik media cetak maupun media elektronik. Ia juga hadir di mana saja, kapan saja, seolah-olah selalu mengikuti kemana gerak itu pergi. Iklan tidak hanya hadir sebagai produk dari suatu barang tertentu, tetapi lebih jauh lagi kata-kata persuasif yang mengajak konsumen untuk mengikuti keinginan produsen. Iklan sering ditampilkan oleh wanita. Pengiklan dan perusahaan periklanan berpandangan bahwa penggunaan figur perempuan dalam ilustrasi iklan merupakan satu-satunya instrumen estetis untuk memperebutkan perhatian konsumen. Mereka beranggapan bahwa perempuan lebih efektif dalam upaya merebut perhatian khalayak sasaran.

Televisi yang pada awalnya berfungsi untuk menyebarkan informasi, memberikan pengawasan dan hiburan, kini telah menjadi media untuk membentuk realitas khalayak. Televisi, seharusnya berperan sebagai media penyebaran informasi, penyebar benih budaya populer, namun kini televisi menjadi pembuat dan penjual budaya populer. 

Penggambaran stereotip perempuan dalam iklan kecantikan di televisi yang sudah menjadi budaya populer di masyarakat, antara lain tayangan iklan kecantikan pemutih kulit Tje Fuk, Ja Hwa, Pond's, Lulur Sumber Ayu dan masih banyak produk kecantikan pemutih kulit lainnya yang tentunya mengarah wanita untuk memiliki kulit putih. Padahal, kulit putih saja tidak cukup untuk menunjukkan sosok wanita cantik, maka syarat lain yang harus dipenuhi adalah tubuh langsing dan langsing dengan rambut panjang, hitam dan lurus. Dalam berbagai iklan kecantikan di televisi digambarkan bahwa wanita ideal adalah wanita yang berkulit putih dan berpenampilan menarik. Jika kulit putih dan rambut lurus adalah citra yang cantik menurut industri kosmetik Asia, Sedangkan definisi cantik di Western identik dengan kulit kecoklatan yang terbakar matahari serta rambut pirang. Pada akhirnya, ada mitos umum bahwa kecantikan adalah stereotip wanita

Iklan bukan lagi pelayanan kepada konsumen, tetapi menormalkan individu agar perilakunya sesuai dengan yang diinginkan pengiklan, untuk mencapai target penjualan produk. Misalnya pada iklan Pond's. fotografer mengambil ancang-ancang membidik dua gadis kembar, satu gelap, yang lain putih. Fotografer pria tampan memilih untuk mengarahkan kamera ke gadis putih. Mengetahui hal itu, gadis kulit gelap menjadi murung, kemudian mencoba memutihkan kulitnya dengan harapan laki-laki akan memperhatikannya. Melalui iklan, individu didefinisikan, dibentuk, diciptakan, yaitu perempuan cantik berkulit putih dan laki-laki normal adalah mereka yang menyukai perempuan berkulit putih atau iklan. tentang tubuh ideal wanita langsing dan tinggi. Wanita kemudian menata, digiring menjadi langsing, bahwa tubuh ideal wanita seperti pada wanita yang menjadi model iklan Tropicana Slim atau iklan Cambridge Diet.

Iklan kecantikan di televisi merupakan salah satu bentuk budaya populer yang membawa perubahan sosial yang mendalam kepada masyarakat. Jadi, kita harus berhati-hati dengannya. Kita bisa mencoba menggunakan beberapa produk yang diiklankan oleh seorang wanita cantik untuk membuat image kita seperti dia. Tapi jangan terlalu berharap karena setiap orang memiliki hal yang berbeda satu sama lain, termasuk kecantikan. Mungkin seseorang terlihat cantik dengan rambut panjang, tapi bukan berarti wanita akan cantik dengannya. Jadi, kita harus percaya diri dan menjaga kecantikan kita karena itu adalah identitas kita. Tidak ada yang tampak seperti kita.

 

 


Tags

Penulis

WikkaAviliani

Komentar