Kemandirian pada dasarnya merupakan sebuah kecenderungan individu untuk tidak bergantung pada orang lain. Orang yang memiliki sikap mandiri seringkali melakukan segala sesuatu sendiri tanpa arahan orang lain. Kemandirian merupakan suatu sikap mental positif yang perlu ditumbuhkan pada setiap individu. Sikap ini mengarahkan seseorang untuk memiliki sikap mental yang Tangguh. Namun disisi lain, sikap terlalu mandiri atau hyper-independence nyatanya merupakan sebuah tanda respon individu atas trauma loh. Lalu apakah tanda-tanda hyper-independence? Yuk simak pembahasannya lebih lanjut!
Anti ‘minta tolong’
Orang yang hyper-independent biasanya sangat sulit meminta pertolongan kepada orang lain di sekitarnya. Ia lebih suka melakukan berbagai hal berat sendirian daripada harus meminta bantuan kepada orang lain, meskipun sebenarnya ia sangat butuh bantuan tersebut. Mereka seringkali beranggapan bahwa dirinya sangat mampu untuk melakukan semuanya sendiri, meskipun sangat berat. Selain itu, mereka juga menganggap bahwa ungkapan permintaan tolong merupakan sebuah indikasi kelemahan pada diri mereka. Padahal sebagai manusia, sangatlah wajar untuk meminta bantuan manusia lain.
Sulit menerima penolakan
Orang-orang hyper-independent biasanya akan sulit menerima penolakan dalam hidupnya. Padahal dalam menjalani kehidupan dinamis ini, baik penolakan dan keberterimaan selalu berdampingan.
Menganggap pemberian atau bantuan orang lain sebagai ‘hutang’
Ketika pada kondisi tertentu orang-orang dengan hyper-independent mendapatkan pertolongan baik berupa jasa maupun barang, mereka akan menganggap bantuan tersebut sebagai ‘hutang’ yang harus mereka bayar kemudian hari. Mereka beranggapan bahwa bantuan yang diberikan orang lain merupakan upaya keras yang diberikan orang lain untuk dirinya sehingga mereka berpikir untuk membayarnya sebagai ‘upah’.
Punya motto hidup “aku bisa lakuin semuanya sendiri”
Orang dengan motto seperti ini beranggapan bahwa segala hal pribadi yang berkaitan dengannya adalah tanggung jawab mereka sendiri. Sehingga mereka melakukan segala cara untuk menyelesaikan dan mengatur urusannya sendiri. Bahkan dalam keadaan terdesak sekalipun, mereka akan tetap berusaha keras untuk menyelesaikan urusannya sendiri. Hal ini biasanya terjadi karena mereka enggan membuat orang lain kerepotan dan khawatir.
Menyalahkan diri sendiri ketika gagal
Saat menemui kegagalan atau ketika suatu hal tidak berjalan sesuai rencana, orang-orang hyper-independent akan menyalahkan diri mereka secara terus menerus. Hal ini terjadi karena mereka merasa telah melakukan berbagai rencana dan upaya yang untuk menghindari kegagalan tersebut.
Nah, itu tadi beberapa ciri-ciri seorang hyper-independence, apakah kalian mengalaminya?
Kredit gambar: https://id.pinterest.com/pin/181269953739889455/