Nama Desa yang Haram Hukumnya Disebut Di Itali

access_time | label Berita

Kawasan Basilicata selatan merupakan salah satu daerah paling diliputi mitos dan tradisi di seluruh Italia. Sebagian besar warganya pun masih percaya terhadap takhayul. Dan hal itu membuat sebuah desa di sana terkena getahnya.

Colobraro, sebuah pemukiman di puncak bukit Basilicata memiliki reputasi sebagai desa terkutuk. Disebut-sebut sebagai desa paling sial di seluruh Italia. Konon aura negatif desa itu membuat daerah di sekitarnya ikut ketiban sial.

Dilansir BBC Travel, nama buruk Colobraro membuat warga desa sekitar enggan untuk menyebut namanya. Cudd Pais atau 'desa itu', begitulah mereka menyebutnya. Jika nama Colobraro sampai terdengar, mereka cepat-cepat menyentuhkan tangan ke permukaan kayu untuk menolak bala.

Desa yang namanya tak boleh disebut ini katanya sempat menjadi sarang penyihir sampai tahun 1950-an. Kala itu para masciare, perempuan-perempuan tukang tenung yang mengendalikan seluruh Colobraro dengan sihir hitam mereka. Namun reputasi pembawa sial Colobraro baru dimulai ketika Biagio Virgilio menjabat sebagai pemimpin desa. "Semoga lampu gantung ini jatuh jika aku berkata dusta," sumpahnya pada suatu pertemuan di desa tetangga Matera. Dan seketika lampu gantung yang tergantung di tengah ruangan pun jatuh tanpa sebab.

Sejak itu kecelakaan mobil, bayi lahir tak sempurna, dan bencana lainnya dikait-kaitkan dengan tulah yang dibawa Colobraro beserta para penghuninya.

"Don Biagio Virgilio? Tentu saja saya mengingatnya! Orang-orang itu mengada-ada saja. Dia tidak membawa sial. Kalau ada orang luar desa yang mengalami kemalangan dengan mobil mereka, entah mobilnya mogok, ban bocor, atau mesinnya rusak, mereka selalu menyalahkan desa ini," bela Matteo, salah satu penduduk Colobraro.

Sebagian besar warga Colobraro sendiri memang tak mempercayai takhayul yang dilekatkan kepada kampung mereka. Untuk mematahkan anggapan warga desa lain tentang desa tersebut, mereka mengadakan pertunjukan drama pada tahun 2011. Mereka mengundang warga desa-desa lain untuk menyaksikan legenda Colobraro yang meliputi para masciare (penyihir wanita), monachicchio (biarawan cilik), dan lupumanare (manusia serigala). Sebelum memasuki desa, para pendatang dibekali cingiok, jimat yang terdiri dari tiga butir garam penangkal mantra, tiga pucuk rosemary untuk melawan roh jahat, dan bunga lavender sebagai simbol kebajikan serta ketenangan.

Berkat acara itu, semakin banyak pendatang yang bersedia datang ke Colobraro. Kali ini takhayul yang meliputi desa tak lagi jadi momok, tetapi justru mendatangkan rasa penasaran wisatawan. Walaupun begitu, Colobraro masih tetap menjadi desa yang namanya lebih baik tak usah disebut.

Tags

Penulis

Anggun Prastiwi
SMK NEGERI 2 KARANGANYAR

Artikel Terkait

Komentar