Di penghujung bulan Agustus lalu, Tim Bimasakti Pertamax Turbo Racing Team UGM berhasil meraih berbagai penghargaan di ajang kompetisi otomotif Internasional Student Formula Japan 2019 yang diadakan oleh Society of Automotive Engineers di Ecopa Arena, Shizuoka, Jepang.
Sebulan berselang, tim ini telah membentuk generasi baru, yakni generasi 9, yang akan mulai mempersiapkan mobil untuk berlaga di kompetisi tahun 2020.
“Kita sedang menyiapkan mobil yang lebih cemerlang untuk tahun 2020. Target kita di antaranya Top 3 Overall Presentation, Top 5 Skidpad Event, dan meraih Endurance Class A,” tutur Rezki Eriyando, ketua tim Bimasakti generasi 9, Jumat (4/10).
Ia menjelaskan, berbagai riset akan terus dilakukan oleh Tim Bimasakti untuk memantapkan mobil yang dalam beberapa tahun terakhir telah meraih berbagai prestasi. Pada generasi sebelumnya, riset yang telah dilakukan meliputi eksperimen Heat transfer pada radiator, penggunaan cascade front wing, Launch control & gear ignition cut, serta berbagai riset lainnya.
Sedangkan pada generasi ini, kegiatan riset difokuskan pada pengembangan geometri plenum, riset geometri restrictor, riset fatigue analysis dan life cycles dari upright, mendalami launch control dan gear ignition cut, memulai riset penumatic shifter, dan riset-riset lainnya yang akan berkembang seiring perjalanan generasi 9 ini.
Pengembangan dan capaian yang telah diraih sebelumnya membuat tim ini optimis untuk dapat terus berkembang dan meraih prestasi-prestasi yang lebih baik di tahun mendatang.
“Kami memohon dukungan dan doa restu untuk perlombaan tahun 2020, serta ingin menyampaikan bahwa Indonesia sudah mampu bersaing dan membuat teknologi mobil formula mahasiswa selaras dengan Revolusi Industri 4.0 yang sedang digaungkan dan dikembangkan di Indonesia,” ungkap Rezki.
Cahyo Wibi Yogiswara sebagai Chief of Technical Division menambahkan bahwa mobil yang dilombakan pada tahun ini mengalami beberapa kendala yang menyebabkan aspek endurance kurang maksimal. Selain itu, suhu udara yang panas pada saat lomba juga memberikan tantangan tersendiri bagi tim teknis.
“Kemarin suhu di Jepang juga sedang panas-panasnya, mencapai 40 derajat Celcius pada siang hari, sementara suhu di Indonesia sekitar 35 derajat. Jadi, kami harus mengubah beberapa pengaturan pada mesin,” terang Cahyo.
I Gusti Bagus Budi selaku faculty advisor menyatakan bahwa pihak departemen, fakultas, hingga universitas memberikan dukungan penuh bagi Tim Bimasakti untuk terus mencapai prestasi yang terbaik.
Keterlibatan mahasiswa di dalam tim serta kompetisi yang diikuti, menurutnya, memberikan pengalaman yang berharga dan menjadi sarana pembelajaran yang penting sebagai bekal mereka selepas kuliah.
“Kegiatan seperti ini sangat positif dan bagus untuk portfolio mereka. Aktivitas ini dilakukan lintas fakultas dan kami semua sangat mendukung,” ucapnya. (Humas UGM/Gloria)