Mahasiswa UGM Olah Tulang Kambing Jadi Material Pengisi Tulang Rusak

access_time | label Berita

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengolah tulang kambing menjadi material tiruan yang digunakan untuk memperbaiki tulang yang rusak (bone graft).

Bone graft  ini sangat dibutuhkan dalam operasi patah tulang. Berfungsi sebagai material pengisi tulang yang rusak.

“Selama ini pemenuhan akan material cangkok tulang masih dengan impor dari negara lain dengan harga yang relatif mahal. Karenanya kami melakukan penelitian untuk pengembangan bone graft dalam negeri,” jelas Ketua peneliti bone graft tulang kambing, Valentino Alberto Muktiwibowo, Kamis (10/10) saat Konferensi Pers di Laboratorium Riset Terpadu FKG UGM.

Valentino menyampaikan kebutuhan akan jaringan tulang di Indonesia sangat tinggi. Tidak hanya untuk membantu pasien patah tulang, tetapi juga kerusakan gigi.

“Ada 24 juta kasus patah tulang per tahunnya di Indonesia. Belum lagi kerusakan gigi dan keganasan yang kasusnya mencapai 70 persen yang itu pun membutuhkan jaringan tulang,” sebutnya.

Sementara bank jaringan di Indonesia belum begitu banyak. Sampai saat ini tercatat baru ada tiga bank jaringan yang berada di Jakarta, Batam, dan Padang. Sedangkan untuk pemenuhan akan material pengisi tulang masih bergantung pada impor.

Berawal dari kondisi itulah mahasiswa FKG ini bersama dengan Alfin Lanagusti (FKG) dan Pradnya Paramitha Dewandani (Fakultas Farmasi) melakukan penelitian terkait bone graft. Penelitian dilakukan di bawah bimbingan Dr. drg. Archadian Nuryanti, M. Kes., melalui dana hibah Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE)  dan berhasil mendapatkan medali emas di PIMNAS 2019 lalu.

Dia menjelaskan pemilihan tulang kambing sebagai materi bone graft karena ketersediaannya yang melimpah, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu, juga memiliki struktur mikro yang mirip dengan tulang manusia. Kandungan kalsium terutama pada tulang kambing yang relatif tidak bernilai ekonomis, diproses agar membentuk kompleks dengan fosfor dalam bentuk apatit yang mudah diserap tubuh hingga 60-70 persen. Dengan begitu, tulang kambing dapat menjadi kandidat sumber alami hidroksiapatit yang murah dan memiliki potensi yang besar di masa depan.

Bone graft yang dinamai Conchaplast ini dibuat dengan tiga bahan utama, yakni tulang kambing, bamboo salt, serta darah sapi. Produk ini telah melalui uji in vivo atau uji pada hewan coba. Material bon graft diimplankan ke tulang tikus Cavia cobaya. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan signifikan dari jumlah yang berperan dalam pembentukan jaringan tulang.

“Dengan penambahan bone graft dari tulang kambing ini memperlihatkan peningkatan jumlah sel osteoblas dan kolagen secara signifikan yang ditandai dengan adanya penanda/marker ALP (alkali fosfatase) disertai penolakan imun yang minimal dengan melihat jumlah eosinofil dan kadar Ig E,” tambah Alfin.

Penelitian ini dapat membantu pasien yang membutuhkan cangkok tulang sintetis dari tulang kambing untuk gigi dan tulang. Kendati telah teruji dapat digunakan sebagai material alternatif untuk bahan bone graft kedepan masih perlu dilakukan sejumlah uji lanjutan, termasuk uji klinis .

“Kedepannya masih diperlukan uji klinis untuk mengetahui reaksi terhadap tubuh manusia,” jelasnya.

Selain memberikan alternatif bahan pembuatan bone graft, pemanfaatan limbah tulang kambing ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari tulang kambing. Disamping itu, juga mampu mengatasi permasalahan lingkungan akibat penumpukan limbah tulang kambing.

“Tulang kambing ini  bisa menjadi alternatif bone graft yang murah dengan memanfaatkan potensi tulang kambing yang sangat melimpah di Indonesia,”pungkasnya. (Humas UGM/Ika;foto: Firsto)



Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/18562-mahasiswa-ugm-olah-tulang-kambing-jadi-material-pengisi-tulang-rusak

Tags

Penulis

Berita Kampus
Namaku Tom, saya akan memberikan informasi/ berita seputar kampus yang ada di Indonesia

Artikel Terkait

Komentar