Dalam webinar bertajuk Journey to the Waste: From Zero to Hero ini, ITS menggandeng Maurilla Sophianti Imron, pendiri Zero Waste Indonesia. Ia membeberkan bahwa rata-rata produksi sampah setiap orang di Indonesia mencapai 0,7 kilogram setiap hari. “Artinya, total produksi harian sampah masyarakat mencapai 175.000 ton dan hanya tujuh persen yang mengalami pengelolaaan lanjut,” terang perempuan yang akrab disapa Mueril ini.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat memulai gaya hidup baru minim sampah dengan langkah 6R. Yaitu, Rethink atau pikirkan ulang sebelum membeli barang, Refuse atau menolak pemakaian plastik, Reuse atau menggunakan kembali, Reduce mengurangi pemakaian plastik, Repair atau memperbaiki barang yang rusak, dan Recycle atau mendaur ulang. “Salah satu program yang kami kampanyekan adalah #TukarBaju yang menekankan pada aspek reuse dengan saling menukar baju dibandingkan membeli baju baru,” jelas ibu satu anak tersebut.
Tak lupa, Mueril kembali menekankan bahwa sejatinya zero waste adalah bagaimana kita dapat bijak dalam konsumsi dan bertanggung jawab atas sampah yang kita hasilkan. Dimulai dari meyakinkan diri sendiri, lalu menyebarkannya ke sekitar. “Karena pada hakikatnya kita adalah agen perubahan, maka dari itu start here and start now,” ajak Mueril mengingatkan.
Sesi diskusi yang dipandu Afif Faiq Muhammad ini turut mendapuk Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) yang diwakili oleh Nurul Chasanah. Dalam hal ini, BSIS hadir untuk memberdayakan masyarakat rumahan seperti ibu rumah tangga dan anak muda untuk menghimpun sampah anorganik. “Seperti halnya menabung, sampah yang disetor pada kami dapat ditukarkan dengan uang tunai dan kami yang bertanggung jawab atas proses daur ulang,” jelas perempuan yang kerap disapa Nurul ini.
Perihal pembentukan perilaku pengelolaan sampah dalam masyarakat, Staf Hubungan Masyarakat BSIS ini menyampaikan bahwa tahapan paling awal adalah dengan memberikan edukasi pilah sampah. Selanjutnya, masyarakat diharapkan dapat memilah sampah secara mandiri dari rumah masing-masing. “Jika bisa menularkannya kepada sekitar, masyarakat dapat menginisiasi bank sampah unit atau disetor langsung ke bank sampah induk,” paparnya.
Dengan capaian pengolahan 361,57 ton sampah anorganik sepanjang tahun 2019 lalu, BSIS kerap menunjukkan konsistensi dalam sepuluh program unggulannya. Salah satu yang menjadi andalan masyarakat adalah penukaran 53 jenis sampah anorganik. “Mulai dari sampah botol kaca sampai minyak jelantah sisa, kami pastikan untuk didaur ulang melalui kerjasama dengan pihak terpercaya,” terang Nurul.
Untuk menggalakkan semangat pengelolaan sampah di masyarakat, bank sampah terbaik nasional tahun 2017 ini berusaha memberikan harga tukar sampah yang relatif stabil. “Kami juga hadirkan kemudahan dengan program jemput sampah yang dilengkapi dengan catatan administrasi penyetoran yang lengkap bagi nasabah,” ujar Nurul.
Di akhir sesi, Ketua Unit PSEC ITS, Susi Agustina Wilujeng ST MT berharap agar peserta webinar mendapat pengetahuan sekaligus inspirasi untuk mengelola sampah. “Dengan beragam latar belakang peserta webinar yang hadir, semoga muncul gaya hidup baru dalam pengelolaan sampah oleh semua aspek masayarakat,” tutupnya. (tri/hen)
Sumber : https://www.its.ac.id/news/2020/08/30/its-galakkan-gaya-hidup-baru-dalam-pengelolaan-sampah/