Bertempat di Gedung Pusat Robotika ITS, Adi Kurniawan SKom MKom, salah satu pembicara, menuturkan bahwa saat ini dunia telah diraba oleh segala perkembangan informasi dan teknologi. Bahkan menurut riset, negara Jepang tengah menggaungkan era 5.0. Dalam sejarahnya, revolusi industri dari yang pertama hingga kini dikupas tuntas oleh Alumnus Departemen Informatika ITS tersebut.
Dikatakan oleh Adi, sapaan akrabnya, revolusi industri pertama terjadi ditandai oleh penemuan mesin-mesin atau automasi, baik di bidang pertanian ataupun transportasi. Kemudian di era 2.0, ditemukan tenaga listrik dan terjadi produksi mobil secara massal.
Setelah revolusi industri kedua, abad teknologi dan informasi baru benar-benar berkembang, diantaranya adalah proses komputerisasi yang memicu lahirnya revolusi industri 3.0. Saat ini, manusia telah memasuki era yang tengah hangat diperbincangkan, yakni revolusi industri 4.0. “Di era ini, terjadi kolaborasi antara teknologi automatisasi dan pengolahan data, sehingga terciptalah suatu kecerdasan buatan (AI),” terangnya
Lebih lanjut, Adi mengungkapkan bahwa hadirnya berbagai jenis aplikasi cerdas telah mendobrak gaya hidup masyarakat. Di Indonesia khususnya, dalam satu menit terhitung sebanyak 46,1 juta pesan yang terkirim lewat aplikasi whatsapp. Menurut pria berkacamata itu, hal menarik lainnya yang patut disorot adalah platform belanja online yang terdapat setidaknya sepuluh miliar transaksi setiap menitnya.
“Kini data dan internet sudah menjadi jenis kekayaan baru bangsa Indonesia. Segala aspek kehidupan telah dikuasai oleh teknologi,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pemeriksa Barang Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Surabaya tersebut.
Hal senda pun dikatakan oleh Prof Dr Ir Adi Supriyanto MT, Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Ia mengatakan bahwa AI adalah suatu kecerdasan buatan yang memungkinkan mesin untuk belajar seperti manusia. Selain itu, menurutnya, Revolusi Industri 4.0 ini tidak hanya ditopang oleh keberadaan AI, melainkan dua aspek lain yaitu Internet of Thing (IoT) dan Virtual Reality (VR). Ketiga komponen ini saling bersinergi membentuk Industri 4.0.
Pria itu juga menjelaskan, AI harus dikendalikan dengan baik oleh manusia. Jika lepas dari kontrol, maka peradaban manusia berada pada titik yang membahayakan.“Di era disrupsi sekarang ini, manusia harus tetap bertahan sebagai center atau pusat teknologi dunia agar tidak kehilangan jati dirinya,” ujarnya antusias.
Menutup dialog, keduanya berharap agar manusia, khususnya masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi objek dari suatu teknologi melainkan juga sebagai subjek. “Sebagai mahasiswa ITS, sudah sepatutnya ikut berkonstribusi di era ini dan siap untuk menghadapi perkembangan teknologi,” pungkas Adi Kurniawan. (chi/id)