Logo Eventkampus

Bakti Kami untuk Negeri : Mahasiswa ITS Bantu Penjual Tanaman Surabaya Pasarkan Produknya

access_time | label Berita
Bagikan artikel ini
Bakti Kami untuk Negeri : Mahasiswa ITS Bantu Penjual Tanaman Surabaya Pasarkan Produknya

Adalah Abdul Malik Sulaiman, Yan Arthur Yohanes, dan Sultan Naufal Malano merupakan pendiri platform Rindang ini. Abdul Malik mengungkapkan, alasan lain pendirian Rindang ini adalah karena polusi udara yang semakin buruk. “Sebab, berbagai tanaman yang ada di Rindang dapat mengubah karbon dioksida menjadi oksigen dengan cara fotosintesis,” ungkap pria yang akrab disapa Malik ini.

Malik melanjutkan, memang ada sebagian orang yang mulai peduli dengan menanam tanaman. Namun, juga ada yang masih kurang peduli dengan penghijauan. Oleh sebab itu, Rindang secara tidak langsung juga menjadi pelopor untuk masyarakat untuk peduli dengan lingkungan. “Selain memperhatikan lingkungan, kami juga tu tidak hanya menghasilkan oksigen saja tetapi juga memiliki estetika yang indah.

Malik yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) Rindang mengungkapkan Rindang memiliki dua fitur utama yang digemari masyarakat. Fitur tersebut adalah Rindang Market dan Rindang Care. Rindang Market sendiri merupakan platform pemasaran berbagai jenis tanaman hias yang masih segar. “Sedangkan Rindang Care merupakan platform untuk menawarkan perawatan tanaman,” jelasnya.

Malik melanjutkan, meskipun baru berjalan selama dua bulan ini,telah berhasil menggandeng dua mitra penjual tanaman dalam menjalankan bisnisnya dan akan bertambah seiring waktu. Dalam memasarkan produk mitra, Rindang mampu menjual sekitar 50 tanaman hias per bulan. “Tentunya ini menjadi nilai tambah bagi mitra penjual tanaman di Surabaya karena mampu menjual produk mereka dengan cepat,” tambahnya.

Walaupun sebagian besar pasarnya masih di sekitar Kota Surabaya saja, Malik menceritakan jika Rindang kini telah berhasil menembus pasar nasional. “Buktinya, Rindang juga sempat mengirimkan sejumlah 60 tanaman hias ke Kota Bogor akhir pekan lalu,” jelas mahasiswa Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut.

Malik menyebutkan, untuk fitur Rindang Care tak kalah menarik dengan Rindang Market. Pasalnya, fitur ini mencakup seluruh pembersihan dan perawatan tanaman bagi pelanggan nya. Selain itu, fitur ini juga memberikan tata letak atau desain dari penempatan tanaman hiasnya pada sebuah taman atau ruangan. “Oleh sebab itu, pelanggan akan sangat terbantu dengan kehadiran fitur ini untuk memilih tanaman yang cocok,” imbuhnya.

Platform yang dikembangkan oleh Malik bersama dua teman satu jurusannya ini juga telah memberi efek positif kepada masyarakat. Menurut malik, Sifat “malas gerak (mager)” dan anti riwuh yang dialami oleh kebanyakan masyarakat masa kini untuk pergi membeli tanaman hias dapat teratasi. Dengan Rindang, Masyarakat dapat memilih dan membeli tanaman hias hanya dari ponsel pintar mereka saja. “Kemudian tinggal menunggu kiriman mereka sampai,” paparnya.

Malik juga menambahkan, dengan Rindang, pangsa pasar penjual tanaman jadi lebih besar. kesempatan mereka untuk menjual tanaman tidak terbatas ruang dengan hadirnya aplikasi ini. Mereka dapat menjangkau pembeli dari luar kota. Penjual juga lebih mendapat kepastian jumlah pelanggannya. “Pasalnya jika penjual hanya menunggu pelanggan di toko, tidak setiap hari toko akan ada pelanggannya dan malah terkadang langsung banyak permintaannya,” pungkasnya. (sof/qin).



Sumber : https://www.its.ac.id/news/2019/11/24/bakti-kami-untuk-bangsa-mahasiswa-its-bantu-penjual-tanaman-surabaya-pasarkan-produknya/

Penulis

foto Berita Kampus
Berita Kampus
Namaku Tom, saya akan memberikan informasi/ berita seputar kampus yang ada di Indonesia

Artikel Terkait

Ilustrasikan Sosok Wanita Hebat, Mahasiswa ITS Sarat Kreativitas
24 Oktober 2019
Ciptakan Energi Alternatif, Dosen ITS Kembangkan Biogas dari Limbah Organik
28 Oktober 2019
Seafood Bawa Icha Juarai Ultigraph 2019
14 November 2019
Doktor ITS Inovasikan Lumpur dalam Pengolahan Air Limbah
30 Desember 2019
Rancang Mobile Robot untuk Inspeksi Kebocoran Gas, Raih Doktor di ITS
27 Februari 2020
Menyoal Kualitas Film Indonesia, Layak kah?
30 Maret 2020

Komentar