Tim yang beranggotakan Dhafa Hikmawan, Muhammad Abyan Dzaka, dan Ayas Faikar Nafis dari Departemen Informatika ITS ini mencoba mengambil titik temu dari beberapa data dan fakta yang sudah dipaparkan sebelumnya. Yakni penggunaan e-KTP yang serbaguna dalam suatu sistem Go-Tap, sehingga mampu mewujudkan kota dengan data yang terintegrasi. “Hal itu tentunya akan mampu meningkatkan efisiensi dalam melayani masyarakat,” ujar Muhammad Abyan Dzaka.
Lebih lanjut, pemuda yang kerap disapa Abyan ini menjelaskan, sistem Go-Tap sendiri terdiri dari tiga aspek yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan aspek intelegensi. Untuk aspek hardware dalam sistem Go-Tap, terdiri dari beberapa fitur yaitu Go-Tap Reader, Go-Tap Mobile, Go-Tap Mini yang merupakan versi kecil dari Go-Tap Reader, dan Go-Tap Camera. Untuk fitur Go-Tap Camera dapat digunakan untuk memonitor orang dan juga bisa diintegrasikan dengan Go-Tap Vision Artificial Intelligence (AI).
Dari segi software, sistem Go-Tap terdiri dari lima fitur unggulan dengan kegunaan yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah Go-Tap Parking, Go-Tap Presence, Go-Tap Healthcare, Go-Tap Ticket, dan Go-Tap Payment. Kemudian, data-data tersebut jumlahnya sangat besar dan bervariasi, sehingga terkumpul menjadi sebuah big data. “Dari big data tersebut bisa diolah lebih lanjut oleh pemerintah sebagai dasar pembuatan kebijakan serta untuk meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat,” tambahnya.
Mahasiswa yang juga berperan sebagai project manager ini menjelaskan, lima fitur yang terdapat dalam aspek software itu bisa dimanfaatkan lebih jauh lagi. Untuk fitur Go-Tap Parking bisa dimanfaatkan dalam memonitoring aktivitas parkir secara otomatis mulai dari perhitungan pembayaran hingga informasi lahan parkir yang kosong. Kemudian untuk Go-Tap Presence bisa digunakan oleh pemerintah dalam melihat kehadiran para pegawai negeri sipil (PNS). Absensi akan terekapitulasi otomatis dengan detail.
Selain itu, penggunaan Go-Tap Healthcare bisa dipakai pasien BPJS untuk melakukan pendaftaran dan pemilihan poli tanpa harus membawa banyak berkas. Rekam medis pasien dan riwayat penyakit juga bisa dengan mudah dilihat. Untuk Go-Tap Payment bisa digunakan lebih jauh untuk melakukan analisis pajak berdasarkan data transaksi yang sudah tercatat secara otomatis. Begitu juga dengan Go-Tap Ticket yang dapat diaplikasikan pada PT KAI, misalnya dengan memangkas waktu tanpa harus mencetak tiket.
Aspek terakhir yang ada dalam sistem Go-Tap ini yaitu terkait intelegensi berupa Go-Tap Vision AI. Fitur ini memungkinkan adanya pengenalan wajah dengan kecepatan prediksi kurang dari satu detik dan tingkat akurasi mencapai 99,5 persen. “Selain bisa diintegrasikan dengan Go-Tap Camera, fitur ini memudahkan kita untuk melacak orang dan memblokir hak akses tertentu,” tambahnya.
Untuk ke depannya, menurut Abyan, akan dilakukan dua rencana terkait integrasi dan juga implementasi. Dari segi integrasi, akan dilakukan kerja sama antara Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mendukung berjalannya fitur-fitur unggulan yang sudah disebutkan sebelumnya.
Karya inovatif tim mahasiswa ini pun telah berhasil mempersembahkan medali emas dalam kategori Kota Cerdas pada gelaran GemasTIK ke-12, beberapa waktu lalu. Di bawah bimbingan dosen-dosen di antaranya adalah Dwi Sunaryono SKom MKom, Hadziq Fabroyir SKom PhD, Ridho Rahman Hariadi SKom MSc, dan Irzal Ahmad Sabilla SKom.
Harapannya, sistem Go-Tap ini mampu mendukung program pemerintah Provinsi Jawa Timur sesuai dengan visi membangun kota cerdas ke depannya. “Semoga Go-Tap mampu diimplementasikan di berbagai sarana pendukung publik seperti rumah sakit, stasiun, perkantoran, dan juga sekolah,” pungkasnya penuh harap. (lut/HUMAS ITS)