UNS-Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berhasil torehkan prestasi di kancah internasional. Alif Sholihin, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa angkatan 2016 baru saja mendapat predikat juara 2 kategori poster pada ajang Asean Youth 2020 Creative Content Competition. Kompetisi yang diadakan oleh Asean Studies Center Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 8 September 2020 ini diikuti oleh berbagai peserta dari negara-negara di Asia Tenggara.
Alif menjelaskan bahwa dalam poster yang dibuat mengilustrasikan logo ASEAN, ketika dizoom ini terdapat sekumpulan pemuda yang berwarna sangat variatif.
“Variasi warna ini memiliki arti bahwa mereka berasal dari latar belakang suku, sosial, budaya, agama yang berbeda. Akan tetapi dengan sangat harmonis dan antusias mereka bersinergi menjunjung logo Asean, gestur mereka ini merepresentasikan sebuah semangat persatuan, sense of belonging, dan kekeluargaan,” terang Alif pada Sabtu (14/11/2020).
Melalui poster ini, Ia ingin menyampaikan kepada masyarakat dan para pemuda Asean bahwa Asean terbentuk dari orang-orang yang sadar akan sebuah perbedaan dan semangat persatuan membangun komunitas yang tangguh.
“Maka ingatlah bahwa perbedaan dan persatuan adalah identitas kita,” ungkapnya.
Ia mengaku sangat senang saat meraih predikat juara, tetapi sebelum itu Ia juga sempat merasa minder.
“Alhamdulillah senang dapat predikat ini pada kompetisi yang menandingkan karya saya dengan karya pemuda-pemuda dari negara Asean lainnya. Padahal, di awal submit karya tuh sempet minder karena teknis penilaian Asean Youth 2020 ini beda dari lomba-lomba desain yang saya ikuti sebelumnya. Pada Asean Youth 2020 ini ada 4 format karya yang boleh disubmit yaitu poster, video, short writing, dan photo. Nah dari 4 format ini akan dipilih karya yang paling representatif untuk mengkomunikasikan narasi tentang embracing Asean identity to build resilient community,” jelasnya.
Alif menjelaskan bahwa hal yang membuat dirinya minder yakni saat membandingkan karyanya dengan karya lintas medium. Terlebih saat disandingkan dengan medium video karena prinsip, unsur dan orientasi audiencenya berbeda.
“Melalui penyajian video, audience bisa menangkap pesan lebih banyak dan lebih singkat waktunya daripada poster yang merupakan medium visual 2 dimensi. Hal ini karena dalam video terdapat unsur suara, rupa, dan gerak. Sedangkan dalam poster hanya ada unsur rupa, tetapi Alhamdulillah ternyata setelah dinilai juri karya saya mendapat predikat 2nd place winner,” terang mahasiswa semester akhir tersebut.
Sebelum menutup wawancara, Ia berpesan semoga dalam kondisi pandemi seperti ini tidak menurunkan semangat teman-teman mahasiswa UNS untuk tetap belajar dan berprestasi. Humas UNS
Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti