Sabtu (3/6/2017) Liga Tari Mahasiswa UI menggelar pergelaran tari dengan tajuk “Satu Cinta, Indonesia” di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Dalam rangka memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia, 7 tari yang ditampilkan berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, yaitu Tari Toraya (Sulawesi), Topeng Bader (DKI Jakarta), Jathilan (Jawa Timur).
Ditampilkan juga Tari Rampak Dol : Ba “Tambua” (Sumatera Barat), Neng Geulis (Jawa Barat), Randai (Sumatera Barat), dan Tari Piring (Sumatera Barat).
Tarian-tarian ini ditampilkan dengan membawa sebuah alur cerita, yaitu persiapan dan tantangan-tantangan yang harus dihadapi tim Liga Tari UI dalam mempersiapkan kegiatan misi budaya 2017.
Selain pesan tentang keberagaman, diselipkan juga pesan tentang kecintaan terhadap tanah air.
Pesan ini terlihat dalam dialog-dialog yang ditampilkan di sela-sela penampilan, salah satunya dialog yang berlangsung di tengah-tengah Tari Randai.
“Gak penting itu.. mata sipit kek, kulit hitam kek, yang gitu-gitu itu gak penting dalam melihat kualitas seseorang.. yang penting itu adalah apa yang sudah kamu lakukan buat negaramu…,” ujar salah seorang penari.
Anusirwan sebagai penata musik menampilkan tarian-tarian ini dengan iringan alat-alat musik yang langsung dimainkan oleh beberapa penari di atas panggung.
Tujuan pergelaran tari ini adalah sebagai pergelaran pamit sebelum tim kontingen Liga Tari UI yang berjumlah 20 orang pergi untuk menjalani misi budaya 2017.
Misi budaya adalah kegiatan 2 tahunan yang dilakukan Liga Tari UI dalam memperkenalkan budaya Indonesia ke negara-negara luar melalui kegiatan pergelaran tari dan kompetisi tari.
Tahun ini, tim Liga Tari UI akan melakukan misi budaya ke dua negara, yaitu Perancis dan Italia.
Di Perancis, tim Liga Tari akan mengikuti Festival Du Monte de Saint-Malo in Brittany (10-18 Juli), dan Festival de Gannat’ Le Cultures du Monde’ (19-31 Juli).
Sedangkan di Italia, ada 3 festival tari yang akan diikuti pada bulan Agustus, yaitu Susa Folklore Festival (4-6), International Folk Festival “Terranostra” (8-16), dan International Folklore Festival de Cuori (17-23).
Penulis: Wanda Ayu
Sumber : ui.ac.id