4 Tips agar Berani Bicara di Depan Banyak Orang

access_time | label Tips & Trik

 Kemampuan berbicara di depan umum (public speaking) adalah hal yang sering menjadi bahan pertimbangan untuk segala jenis pekerjaan. Namun sayangnya, tak semua orang memiliki kemampuan ini.


Dalam dunia kerja, dari karyawan low levelhingga top level saat ini memang sangat membutuhkan kemampuan public speaking. Dengan memiliki kemampuan public speakingyang baik, Anda bisa diuntungkan dan dimudahkan dalam mengomunikasikan segala jenis hal terkait pekerjaan.


Bukan hanya bagian public relation atau HRD yang membutuhkan kemampuan public speaking  yang baik, namun juga semua pihak. Public speaking, walaupun dapat diartikan sebagai kemampuan berbicara di depan umum, namun sebenarnya lebih dari itu.


Tapi, bagi beberapa orang, berbicara di depan umum atau orang lain untuk menyampaikan pendapatnya adalah hal yang sulit. Bahkan tak jarang, sebelum berbicara akan merasa grogi hingga merasa sembelit.


Sejatinya, setiap orang memiliki kesempatan untuk memiliki kemampuan public speakingdengan baik. Karena kemampuan ini bukanlah sebuah bawaan genetik, namun berdasar pada latihan dan jam terbang.


Oleh karena itu, ketahui cara berbicara di depan umum dengan baik. Bagaimana caranya? Berikut tips berani bicara di depan banyak orang.


1. Biarkan Pikiran Rileks Sebelum Berbicara


Merasa gugup sebelum berbicara di depan umum memang hal yang lumrah. Namun, jangan sampai rasa gugup menghancurkan performa Anda.  Saat dipersilakan untuk berbicara, biasanya rasa gugup akan semakin menjadi. Hal yang dapat dilakukan guna mengatasi hal ini adalah dengan mengambil napas banyak hingga pikiran merasa sedikit rileks.


Selain itu, mengambil sedikit waktu untuk diam juga tak masalah jika dirasa dapat mengurangi rasa gugup. Anda dapat menyapu pandangan ke penjuru arah, untuk menambah kesan telah siap. Namun, jangan lakukan hal tersebut terlalu lama. Karena jika hal tersebut terjadi, maka audience akan merasa bahwa Anda masih gugup sehingga akan menghilangkan kesan percaya diri dan tegas.


2. Jangan Menghindari Kontak Mata dengan ‘Audience’


Kontak mata atau eye contact adalah hal penting dalam berbicara dengan orang lain, baik dalam forum besar maupun kelompok kecil. Dengan adanya kontak mata, akan tercipta suasana komunikasi yang nyaman.


Selain itu, audience akan merasa lebih dihargai. Memang tidak semua orang dapat melakukan kontak mata. Jika tidak bisa, dapat diakali dengan menatap dahi atau hidung audience.


Selain itu hal yang perlu diingat adalah saat berbicara jangan pernah menatap lantai ataupun langit-langit. Hal ini akan menunjukkan bahwa Anda masih kurang percaya diri. Karena sorot dan pancaran mata menampilkan kesiapan serta kemantapan seseorang saat berbicara. Beranikan diri menatap orang-orang di depan Anda, maka keberanian pun akan bertambah.


3. Jangan Terburu-buru, Bicaralah dengan Santai


Maksud dari berbicara dengan santai di sini adalah berbicara dengan ritme yang santai tanpa mengurangi kesan formal. Salah satu caranya adalah dengan berbicara secara perlahan.


Berbicara dengan ritme yang tidak terlalu cepat akan menciptakan suasana yang nyaman dan mengalir. Memang biasanya saat gugup, secara spontan akan berbicara dengan cepat. Saat hal tersebut terjadi, segera kendalikan diri dengan mengambil napas sedalam mungkin dan hembuskan secara perlahan. Berbicara dengan begitu cepat akan merusak performa, karena audience akan merasa bahwa Anda masih belum menguasai materi dan terlalu gugup.


4. Fokuslah pada Tujuan 


Berbicara dengan orang lain di dunia kerja memang tidaklah mudah. Karena, selain mengomunikasikan pendapat dengan baik, pembicara juga harus bisa membuat audiencepercaya terhadap apa yang disampaikan. Tetapi bukan berarti memaksa. Agar dapat dipercaya oleh audience, saat berbicara harus mampu menunjukkan perasaan dan emosi. Dengan adanya ‘rasa’ saat berbicara, akan menghidupkan suasana dan terlihat meyakinkan.


Namun tak menutup kemungkinan adanya pihak yang tak suka atau tak setuju dengan apa yang disampaikan. Jika memang ketidaksetujuan disampaikan melalui kritik yang membangun, ada baiknya untuk dipikirkan. Jika sebaliknya, maka tak perlu dihiraukan. Jangan sampai kritik yang tidak membangun merusak titik fokus saat berbicara.

Tags

Penulis

Earlyta Wanodyo

Artikel Terkait

Komentar