Gejala penyakit campak yang perlu diwaspadai :
- Mata merah.
- Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
- Tanda-tanda seperti pilek (misalnya radang tenggorokan, hidung beringus, atau hidung tersumbat).
- Demam.
- Bercak putih keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan.
Bercak atau ruam berwarna merah-kecokelatan akan muncul di kulit setelah beberapa hari kemudian. Urutan kemunculan bercak ini dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke leher. Pada akhirnya ruam akan menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, penderita juga berpotensi mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher.
Sebaiknya Anda segera menghubungi dokter, klinik, atau rumah sakit terdekat jika mencurigai Anda atau anak Anda menderita campak. Diagnosis campak bisa dilakukan dengan melihat gejala-gejala yang muncul. Tapi untuk memastikan diagnosis campak, sampel air liur dan darah diambil untuk tes.
Penyakit ini disebut juga rubeola atau campak merah. Telah tersedia vaksin untuk mencegah penyakit ini. Vaksin untuk campak termasuk dalam bagian dari vaksin MMR(campak, gondongan, campak Jerman).
Penderita Campak di Indonesia
Program imunisasi campak di Indonesia dimulai tahun 1982. Menurut data Departemen Kesehatan tahun 2015, Indonesia memiliki cakupan imunisasi campak kategori sedang di Asia Tenggara, yakni 84%. Indonesia berkomitmen untuk mencapai angka cakupan imunisasi campak sebesar 95% pada akhir tahun 2020. Hal ini dikarenakan campak termasuk dalam 10 besar penyebab kematian terbanyak pada balita di Indonesia.
Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa angka kejadian campak telah menurun signifikan dari total 18.488 kasus pada akhir 2007 menjadi 8.185 kasus pada tahun 2015. Meski mengalami penurunan yang berarti, cakupan imunisasi campak tetap perlu diperluas hingga ke seluruh daerah di Indonesia, guna mencapai target Indonesia Bebas Campak pada tahun 2020.
Penyebaran Virus Campak
Bagi penderita campak, virus campak ada di dalam percikan cairan yang dikeluarkan saat mereka bersin dan batuk. Virus campak akan menulari siapa pun yang menghirup percikan cairan ini.
Virus campak bisa bertahan di permukaan selama beberapa jam dam bisa bertahan menempel pada benda-benda lain. Saat kita menyentuh benda yang sudah terkena percikan virus campak lalu menempelkan tangan ke hidung atau mulut, kita bisa ikut terinfeksi.
Campak lebih sering menimpa balita. Tapi pada dasarnya semua orang bisa terinfeksi virus ini, terutama yang belum pernah terkena campak atau yang belum mendapat vaksinasi campak.
Pengobatan Campak
Sistem kekebalan tubuh manusia secara alami akan melawan infeksi virus ini. Tapi jika komplikasi terjadi atau infeksi campak menjadi sangat parah, perawatan di rumah sakit kemungkinan akan dibutuhkan.
Untuk mempercepat proses pemulihan, terdapat beberapa hal yang bisa membantu:
- Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.
- Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masih sensitif terhadap cahaya.
- Minum obat penurun demam dan pereda sakit. Jangan berikan aspirin jika anak Anda berusia kurang dari 16 tahun.
Komplikasi Campak
Komplikasi dari campak bisa sangat berbahaya. Meski jumlah penderita komplikasi campak cukup sedikit, penyakit ini harus tetap diwaspadai. Contoh-contoh komplikasinya adalah radang pada telinga, bronkitis, infeksi paru-paru (pneumonia), dan infeksi otak (ensefalitis).
Kelompok orang yang berisiko mengalami komplikasi adalah:
- Bayi berusia di bawah satu tahun.
- Anak-anak dengan kondisi kesehatan buruk.
- Orang dengan penyakit kronis.
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Pencegahan Campak
Vaksinasi MMR adalah vaksin gabungan untuk campak, gondongan, dan campak Jerman. Vaksinasi MMR diberikan dua kali. Pertama diberikan ketika anak berusia 13 bulan, lalu berikutnya diberikan ketika mereka berusia 5-6 tahun atau sebelum memasuki masa sekolah dasar.
sumber:http://www.alodokter.com/campak