Maksud penelitian untuk menguraikan secara mendalam mengenai Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Adat Panen Padi – Mapag Sri Di Desa Ujunggebang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, adapun fokus masalah peneliti dibagi ke dalam beberapa sub – sub masalah mikro yaitu Situasi Komunikatif, Peristiwa Komunikatif, dan Tindakan Komunikatif dalam upacara adat Panen Padi – Mapag Sri. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain etnografi komunikasi dan teori subtantif interaksi simbolik. Subjek penelitian adalah Masyarakat Desa Ujunggebang yang mengikuti upacara adat Panen Padi – Mapag Sri, terdiri dari 5 (lima) informan yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui observasi non partisipan, wawancara mendalam, dokumentasi, catatan lapangan, studi kepustakaan, dan internet searching. Teknik uji keabsahan data dengan cara peningkatan ketekunan pengamatan, kecukupan referensi, pengecekan anggota, dan diskusi teman sejawat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa, Situasi Komunikatif yang terdapat dalam upacara adat Panen Padi – Mapag Sri ini ialah mempertahankan spiritual, dan budaya lokal. Peristiwa Komunikatif dalam upacara adat Panen Padi – Mapag Sri yaitu sebagai wujud rasa syukur petani kepada Alloh SWT dalam menyambut musim panen padi dalam bentuk ritual yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali dan sudah menjadi tradisi bagi masyarakat desa Ujunggebang, sedangkan Tindakan Komunikatif dalam upacara adat Panen Padi – Mapag Sri ialah tindakan yang mewujudkan perilaku secara verbal dan nonverbal sebagai ekspresi rasa syukur, mempertahankan budaya lokal dari desa Ujunggebang itu sendiri. Simpulan Penelitian menunjukan, bahwa aktivitas komunikasi dalam upacara adat Panen Padi – Mapag Sri merupakan tradisi masyarakat desa Ujunggebang yang berprofesi sebagai petani dalam menyambut datangnya musim panen padi yang sudah ada sejak Hindu – Budha. Akan tetapi dalam rangkaiannya terdapat simbol – simbol dalam bentu verbal dan nonverbal yang mempunyai makna dan merupakan aktivitas yang khas. Saran dari peneliti, agar masyarakat Kabupaten Cirebon terus menjalankan dan melestarikan upacara adat ini.

Research intent to describes in depth on Communication Activity in The Traditional Rice Harvesting Ceremonies – Mapag Sri Ujunggebang Village, Kecamatan Susukan, Cirebon Regency, as for the research problem is divided into several sub micro issues i.e. Communicative Situation, Communicative Event, and Communicative Action in the traditional Rice Harvesting Ceremonies – Mapag Sri. The research methods used in this research is the qualitative method with design ethnographic of communication and the substantive theory of symbolic interaction. The subject of this research is Ujunggebang Village community who attended the traditional Rice Harvesting Ceremonies – Mapag Sri, consisting of 5 (five) informants obtained by purposive sampling technique. Data collection techniques conducted through nonparticipant observation, in-depth interviews, documentation, fieldnotes, literature reviews, and internet searching. Techniques of data validity testing is done by increasing observational persistence, referential adequency, member checking, and group discussion. The result show that Communicative Situation contained in the traditional Rice Harvesting Ceremonies – Mapag Sri is to maintain the spiritual and local culture. Communicative Events in this traditional Rice Harvesting Ceremonies – Mapag Sri is a gratitude form from the farmers to Allah SWT in welcoming rice harvest season through ritual that held every once a year and has become a tradition for Ujunggebang Village community, meanwhile the Communicative Action in the traditional Rice Harvesting Ceremonies – Mapag Sri is manifest act in verbal and nonverbal behaviors as a gratitude expression and maintaining the local culture of Ujunggebang Village itself. Research conclusions show that communication activity in the traditional Rice Harvesting Ceremonies – Mapag Sri is a tradition of Ujunggebang Village community who works as farmers in welcoming the rice harvest season that has existed since Hindu – Budha. However, in the sequence there are symbols in verbal and nonverbal form which has meaning and a typical activity.The reaserchers suggest the people of Cirebon Regency to continue to run and preserve this traditional ceremonies.

https://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-rismaramdh-38091