Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Aktivitas Komunikasi Pertunjukan Benjang Gulat Pada Acara Pagelaran Kesenian (Studi Ilmu Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Pertunjukan Benjang Gulat Pada Acara Pagelaran Kesenian Dalam Mempertanhan Kesenian Sunda Di Kota Bandung)
Ari Anggriawan NIM. (2018) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Aktivitas Komunikasi Pertunjukan Benjang Gulat Pada Acara Pagelaran Kesenian Dalam Mempertahankan Kesenian Sunda di Ujungberung Kota Bandung. Untuk menjawab masalah tersebut maka peneliti mengambil situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindakan komunikatif sebagai subfokus penelitian untuk menganalisa fokus penelitian yaitu Aktivitas Komunikasi Pertunjukan Benjang Gulat Pada Acara Pagelaran Kesenian. Pendekatan kualitatif dengan metode etnografi komunikasi, informan berjumlah 4 orang yang terdiri dari informan kunci 2 orang dan infroman pendukung 2 orang, diperoleh dengan tekhnik purposive sampling. Uji keabsahan data dengan ketekunan pengamatan, kecukupan referensi dan triangulasi. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, studi literatur, dan internet searching. Analisa data yang digunakan yaitu deskripsi, analisis, dan interpretasi. Hasil penelitian adalah 1) Situasi komunikatif pada Pagelaran Benjang Gulat yaitu Pagelaran Benjang Gula seiring berkembangnya jaman pagelaran jarang dilakukan di tempat tanah lagi melainkan di sebuah panggung yang luas dengan menggunakan matras agar tidak mencederai para pebenjang.lalu situasi dari komunikasinya menggunakan komunikasi nonformal dengan bahasa daerah yaitu bahasa sunda. Selain itu situasi komunikasinya menegangkan namun tetap terhibur juga dengan pagelaran benjang gulat ini membuat suasana meriah ketika masyarakat menyaksikannya. Dalam pagelaran Benjang Gulat terdapat dua situasi, yaitu situasi persiapan dan situasi pertunjukan. 2) Peristiwa komunikatif yaitu benjang gulat merupakan kesenian tradisional asli Jawa Barat. Pagelaran Benjang Gulat biasanya dilaksanakan ketika ada hajatan atau pun ketika ada acara di suatu daerah. Ada nilai dan aktivitas komunikasi yang terkandung di dalam pagelaran tersebut bagi pebenjang yang menang jangan lah sombong takabur harus melihat kebawa dan jika pebenjang yang kalah jangan patah semangat masih bisa untuk berjuang. 3) Tindakan komunikatif pada perayaan merupakan bentuk perintah, pernyataan, permohonan dan perilaku nonverbal, bentuk perintah dan pernyataan yang ada bahwa gerakan dalam Benjang Gulat merupakan gerakan khusus yang harus diketahui pebenjang dan di lantunkan musik seni tradisional yang khas juga yang di mainkan. Dan pakaian yang digunakan pun harus sesuai dengan yang telah ditetapkan. 4) Aktivitas komunikasi dalam pagelaran Benjang Gulat yaitu dimulai dari persiapan hingga sesudah perayaan pagelaran. Kesimpulan penelitian bahwa Aktivitas Komunikasi Pertunjukan Benjang Gulat Pada Acara Pagelaran Kesenian merupakan suatu aktivitas yang rangkaiannya mempunyai aktivitas yang khas. Ada makna nilai terkandung didalam pagelaran yang perlu di lakukan pebenjang. Saran peneliti, agar masyarakat bersama lebih menjaga dan melestarikan kebudayaan dengan cara mendokumentasikan kegiatan karena itu semua sebagai langkah untuk mempertahankan seni Benjang.
Ringkasan Alternatif
Research purposes This aims to know the Communication Activity Performance Benjang Wrestling On The Show Arts Performance In Maintaining Sundanese Arts in Ujungberung Bandung. To answer the problem, the researcher took communicative situation, communicative event, and communicative action as research subfokus to analyze the focus of research that is Communication Activity of Benjang Wrestling Performance at the event of art performance. Approach Qualitative with ethnographic methods of communication, informants are numbered 4 persons consisting of 2 key informants and 2 person supporter infromants, were obtained by purposive sampling technique. Test data validity with observational persistence, reference adequacy and triangulation. Data obtained through observation, in-depth interviews, documentation, literature study, and internet searching Research result Is 1) Communicative situation at Benjang Wrestling Performances namely Benjang Sugar performances as the era of performances rarely performed in the land again but on a wide stage by using mats so as not to harm the pebenjang.lalu situation of communication using nonformal communication with the local language that is Sundanese language. In addition, the communication situation is thrilling but still entertained also with performances of this benjang wrestling create a festive atmosphere when people watch it. In Benjang Wrestling performances there are two situations, the preparatory situation and the performance situation. 2) Communicative events that benjang wrestling is a traditional art of the original West Java. Benjang Wulat performances are usually performed when there is a celebration or even when there are events in an area. There are values and meanings contained in the performances for the winning pebarak is not arrogant arrogant must see kebawa and if the loser pebarakang not broken spirit can still to fight. 3) Communicative action on the celebration is a form of command, statement, request and nonverbal behavior, the form of command and the existing statement that the movement in Benjang Wrestling is a special movement that must be known pebenjang and in chanting typical traditional art music is also in play. And the clothes used must also be in accordance with the established. 4) Communication activities in Benjang Wrestling performances starting from the preparation until after the celebration of the show. Conclusion Research that the Communication Activity Performance of Benjang Wrestling At the Event of Art Performance is an activity whose sequence has a unique activity. There is a meaning value contained in performances that need to be done pempenjang. Suggestion Researchers, so that the community together more preserve and preserve the culture by way of documenting the activities because of it all as a step to maintain the art of Benjang.