Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Aktivitas komunikasi Pesantren Salaf (Studi Etnografi Komunitas Mengenai Aktivitas Komunitas Pesantren Salaf Di Pesantren Al-Hikamussalafiyah Purwakarta Dalam Mempertahankan Tradisi Soroga Dan Balagan)
Faisal Abdul Rahman NIM. (2015) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui secara mendalam mengenai Aktivitas Komunikasi Pesantren Salaf di Pesantren Al-Hikamussalafiyah Purwakarta dalam Mempertahankan Tradisi Sorogan dan Balagan. Untuk menjabarkan Aktivitas tersebut, peneliti memfokuskan kedalam beberapa sub masalah mikro yaitu situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindakan komunikatif Pesantren salaf dalam Mempertahankan Tradisi Sorogan dan Balagan. Metode Penelitian pada penelitian ini yang digunakan adalah metode kualitatif tradisi etnografi komunikasi dengan teori pendukung (subtantif) yaitu interaksi simbolik. Subjek pada penelitian ini berjumlah 5 (lima) orang, terdiri dari 4 (empat) informan dan 1 (satu) informan pendukung yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, internet searching dan studi literatur. Teknik uji keabsahan data dengan cara meningkatkan ketekunan pengamatan (persistent observation), triangulasi (Peer Debriefing), pengecekan anggota (member check), dan diskusi dengan teman sejawat. Hasil Penelitian menggambarkan bahwa, Situasi komunikatif pesantren salaf dalam sorogan situasi ramai, dan balagan situasi tenang dan hening, situasi yang tidak diinginkan yaitu pada saat kyai dan santri berada pada kesibukan diluar jadwal sorogan dan balagan, kemudian sorogan dan balagan dikatakan berakhir yaitu ketika kyai ada kepentingan yang membuat sorogan dan balagan diakhiri, dan kegiatan sorogan dan balagan dapat berlanjut yaitu ketika ada pembahasan yang belum selesai dan waktu yang mencukupi untuk pembahasan materi lebih mendalam. Peristiwa komunikatif, ada beberapa komponen yang peneliti sajikan, yaitu melalui kata SPEAKING, yang terdiri dari : setting/ scence yaitu di majelis dan lingkungan pesantren,partisipants yaitu kyai dengan santri, ends yaitu kepemahaman, act sequence yaitu isi pesan berupailmu keislaman, keys yaitu sikap kesopanan/ taÂ’dzim dan sikap hurmat, instrumentalities yaitupenggunaan bahasa verbal dan non verbal, norms yaitu pengaplikasian kitab TaÂ’lim MuÂ’talim dalam aturan etika, Genre yaitu komunikasi kelompok dan personal. Tindakan komunikatif, melihat secara umum komunikasi yang digunakan dominan menggunakan komunikasi verbal yaitu lisan dan tulisan adapun komunikasi non verbal hanya untuk meyakinkan (repletion) apa yang diucapkan kyai pada saat sorogan dan balagan berlangsung. Simpulan dari penelitian ini adalah keberlangsungan interaksi di pesantren salaf dalam mempertahankan tradisi sorogan dan balagan tidak terlepas pada interaksi yang terjadi antara dua elemen penting didalam pesantren yaitu kyai dan santri, adapun proses interkasi yang terjadi menjadi suatu kebiasaan di pesantren salaf yang dapat mempengaruhi perkembangan komunikasi yang menimbulkan suatu aktivitas khas. nSaran dari penelitian ini adalah Pesantren Al-Hikamussalafiyah Purwakarta untuk terus menyelenggarakan tradisi sorogan dan balagan, agar tradisi ini mampu untuk bertahan dan menjadi tonggak keberhasilan pesantren dalam mendidik dan menyebarkan ajaran Islam.
Ringkasan Alternatif
The research objective was to find out deeply the communicational activity of salaf pesantren at Al-Hikmussalafiyah Pesantren of Purwakarta in conserving sorogan and balagan traditions. To describe the activity, the researcher focused on some sub-micro problems, namely: communicative situation, communicative event, and communicative action of salaf pesantren in conserving sorogan and balagan traditions. The research method used was a communication ethnographic tradition qualitative method by a supplementary (substantive) theory of symbolic interaction. The research subject was 5 (five) persons, consisting of 4 (four) informants and 1 (one) supporting informant obtained by a purposive sampling technique. The data collection techniques used were in-department interview, observation, documentation, internet searching, and library study. The data validity test techniques were by increasing persistent observation, triangulation, peer debriefing, member check, and discussion with peers.The Research Result indicated that, the communicative situation of salaf pesantren in sorogan was noisy, whereas in balagan was calm and silent. An undesired situation was where both kyai and santri were busy beyond sorogan and balagan schedules. Sorogan and balagan were declared as being stopped when the kyai has an interest that made sorogan and balagan ended.The sorogan and balagan activities could be continued if there was any uncompleted discussion and a sufficient time to discuss the material more deeply was available. Communicative event, there were some components the researcher presented, namely through SPEAKING, consisting of: setting/scene, that is, in pesantren council and premise, participants, namely, kyai and santri,ends, that is, politeness attitude/taÂ’dzim and hurmat attitude, instrumentalities, that is, the use of verbal and nonverbal languages, norms, that is, the application of TaÂ’lim MuÂ’talim book in ethic rule, Genre, that is, group and personal communications. Communicative action, in general the communication used predominantly was a verbal communication, i.e., oral and written. Meanwhile, nonverbal communication was used only to ensure (repletion) what the kyai has said during the sorogan and balagan. Conclusion of the research was the practices of interaction in salaf pesantren in conserving sorogan and balagan traditions could not be separated from the interactions occurring between two crucial elements in a pesantren, namely kyai and santri. The interactional processes that take place became a tradition in salaf pesantren that may influence the development of communication which in turn produce a unique activity. Suggestion of the research was that Al-Hikmussalafiyah Pesantren of Purwakarta should consistently implement sorogan and balagan traditions for the traditions to survive and to be one of the pillars of the pesantren success in educating and spreading Islamic teachings.
Sumber