Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Aktivitas Komunikasi Ritual Dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Ritual Dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya)
Septian Restu Unggara NIM. (2013) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguraikan secara mendalam tentang Aktivitas Komunikasi Ritual dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya. Untuk menjabarkannya, maka fokus masalah tersebut peneliti dibagi ke dalam beberapa sub-sub masalah mikro yaitu situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindakan komunikatif dalam upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif tradisi etnografi komunikasi dengan teori subtantif yang diangkat yaitu interaksi simbolik dan pemusatan simbolis. Subjek penelitian adalah masyarakat Kampung Naga yang mengikuti upacara Hajat Sasih sebanyak 5 (lima) orang, terdiri dari 3 (tiga) informan dan 2 (dua) informan kunci yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, catatan lapangan, studi kepustakaan, dokumentasi dan internet searching. Teknik uji keabsahan data dengan cara peningkatan ketekunan pengamatan, triangulasi, kecukupan referensi dan pengecekan anggota. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, Situasi Komunikatif yang terdapat dalam upacara Hajat Sasih ini bersifat sakral, tempat pelaksanaannya yaitu Sungai Ciwulan, Bumi Ageung serta Hutan yang dikeramatkan. Peristiwa Komunikatif dalam upacara Hajat Sasih yaitu perayaan dalam bentuk ritual khusus yang dilaksanakan satu tahun enam kali berdasarkan hari-hari besar Islam yang bermula dari kebiasaan nenek moyang mereka untuk menghormati leluhurnya, sedangkan Tindakan Komunikatif yang terdapat dalam upacara Hajat Sasih yaitu berbentuk perintah, pernyataan, permohonan dan perilaku nonverbal. Simpulan dari penelitian ini bahwa aktivitas komunikasi ritual dalam upacara Hajat Sasih bermula dari kebiasaan nenek moyang mereka untuk menghormati leluhur Kampung Naga yang pelaksanaannya dilakukan satu tahun enam kali, namun dalam setiap rangkaiannya mempunyai makna yang sama dan aktivitas khas yang sama pula.
Ringkasan Alternatif
This study is intended to describe in depth about the activities of Communication in Rituals Ceremony Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya. To formulateing it, then the focus of the researchers divided the problem into several sub-micro problem is the communicative situation, communicative events, and communicative action in a Hajat Sasih ceremony Kampung Naga Tasikmalaya . The method used in this study is a qualitative method with the tradition of ethnography of communication, raised the substantive theory of symbolic interaction and symbolic convergence. Research subjects are people who follow the ceremony Kampung Naga Sasih intent as much as 5 (five) people consisting of 3 (three) informants, and 2 (two) key informants obtained through purposive sampling technique. Data collection techniques through in-depth interviews, participant observation, field notes, library research, documentation and internet searching. Technique test authenticity of data by way of Perseverance observation, triangulation, reference adequacy, and member checks. The result of this study, the situation communicative contained in the Hajat Sasih ceremonies this is sacred, place its implementation namely river ciwulan, Bumi Ageung as well as a forest that is sacred. Events communicative in a Hajat Sasih ceremonies namely celebration in the form of a ritual special exercised one year six times based on major holidays of islam that dates from the habit of their fathers to honor his people. While the act of communicative contained in the Hajat Sasih ceremonies that is shaped command, a statement, petition and nonverbal behavior. Conclusions of research is that the activity of communicating rituals in Hajat Sasih ceremonies dates to the habit of their fathers to respect an ancestor Kampung Naga the implementation would be done each six times one year, but in any series have the same meaning and activity typical the same as well.