Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Aktivitas Komunikasi Terapis Anak Autis Dalam Proses Memudahkan Kemampuan Berinteraksi dengan Lingkungan (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Terapeutik Antara Terapis Anak Autis Dalam proses Memudahkan Kemampuan Berinteraksi Dengan Lingkungan Di Yayasan Cinta Autisma Bandung)
Dethi Rosma Sari (2013) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai Aktivitas Komunikasi Terapis Anak Autis Dalam Proses Memudahkan Kemampuan Berinteraksi Dengan Lingkungan Di Yayasan Cinta Autisma Bandung. Untuk dapat menjawab mengenai Aktivitas tersebut maka peneliti mengangkat tiga sub fokus, yaitu situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindakan komunikatif dari terapis dalam melakukan terapi dengan anak autis di Yayasan Cinta Autisma Bandung.Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis etnografi komunikasi. Informan kunci pada penelitian iniada 2 orang, Ibu Rina Fitri dan Ibu Linda Trianjani. Karena mereka adalah seorang terapis di Yayasan Cinta Autisma. Sedangkan informan yaitu Muhammad Rijalulhaq sebagai subjek penelitian dan informan pendukung yaitu Ibu Anita Dwi sebagai orang tua dari anak autis. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, studi pustaka, internet searching dan dokumentasi. Teknik analisis etnografi komunikasi kualitatif dengan melakukan analisis dan pengelolaan data dengan meyusun daftar pertanyaan hasil wawancara yang disusun oleh peneliti.Hasil penelitianpada situasi komunikatif terjadi 4 fase, yaitu fase pra-Interaksi, fase Orientasi, fase Kerja, dan fase Terminasi. Situasi yang memudahkan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya yaitu pada saat tahap kerja. Pada Peristiwa Komunikatif, model yang diakronimkan dalam kataspeaking, yang menjelaskan latar dimana terjadinya terapi, siapa saja yang terlibat, apa yang ingin dicapai, apa yang dilakukan, nada emosi yang dipakai, bahasa dan gaya berbicara yang dipakai, norma-norma dan interpretasi serta macam atau jenis peristiwa. Pada tindakan komunikatif, terapis dapat menjalankan semua program yang telah direncanakan pada setiap aktivitas terapi berlangsung.Simpulan dari penelitian ini adalah terapis pada terapi anak autis di Yayasan Cinta Autisma berfokus pada situasi komuniktif, peristiwa komunikatif, dan tindakan komunikatif.Semua program yang telah dijalankan oleh anak autis dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan membuat anak dapat berinteraksi secara baik dengan orang lain agar anak tersebut dapat diterima dilingkungan sekitarnya.Saran bagi Yayasan Cinta Autisma melakukan hal-hal yang ekspresif dan menarik sehingga anak autis akan merasa senang dan tidak mudah bosan dalam kegiatan terapi ini, dan terapis harus bisa menjalankan semua program yang telah direncanakan
Ringkasan Alternatif
The aim of serearch is to find out and explain children with authism therapy communication in the process to easier the ability to interact with the society in Yayasan Cinta Autisma Bandung. To get the answer about the activity, so the research raise up three sub focus, they are commuicative situation, communicative event, and communicative action by therapist in doing therapy with authism in Yayasan Cinta Autisma.This method of the research uses qualitative method communication ethnographic analysis. There are two persons of key informan in this research, Ms.Rina Fitri and Ms. Linda Trianjani. They are the theraphists in Yayasan Cinta Autisma. While the informan is Muhammad Rijalulhaq as the subject in the research and supporting informan is Ms. Anita Dwi as the parent of the children with authism. The data taken from a deep analysis of qualitative communication etnographic through analyzing and processong data by arranging question list from interview by the research.The result of the research in this communicative situation has four phase, they are pre-interaction phase, orientation phase, work phase and termination phase. The situation to easier the child to interact with its environtmen is work phase. In the communicative event, the acrunym model in word speaking that explain the background where the therapy happened, who gets involue, what is it reached, what is it done, emotional tone used, language and speaking style used, norms and interpretation and also the kind of event. In the communicative action, therapy can be done with running all the programs planned in every on going therapy activity.The conclusion of this research is therapy for children with authism in Yayasan Cinta Autisma focusing on communicative situation, communicative event, and communicative action. All programs run by children with authism can be applied in daily life and in good interaction with other children so that they can be accepted in their nighboorhood.Suggestion to Yayasan Cinta Autisma is to do the expressive and intersting things, so that the children with authism can feel happy and not get bored easily in this therapy activity. And the theraphist shold be able be to run all programs planned.