Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Analisa Terhadap Performansi Pengering Kopi Berbasis Hybrid Energi Terbarukan di PLTMH Gunung Halu
Ulya Dalila Safawi (2022) | Tugas Akhir | -
Bagikan
Ringkasan
Indonesia menempati posisi ke empat sebagai produsen kopi terbanyak di dunia. Kopi merupakan salah satu hasil pertanian yang diproses dengan cara pengeringan. Pengeringan adalah proses pengawetan makanan dengan cara menguapkan air dari dalam bahan makanan menggunakan energi panas yang sudah dilakukan sejak ±12000 SM. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, bermunculan alat-alat pengering yang bertujuan untuk mengeringkan makanan atau hasil pertanian (terkait dalam topik utama bahasan yaitu kopi) dalam kapasitas atau jumlah yang besar dan waktu yang cepat sehingga proses pengeringan berjalan secara efisien. Di daerah sekitar PLTMH Gunung Halu terdapat alat pengering kopi tipe kolektor ruang ERK (Efek Rumah Kaca). Alat pengering ini didesain agar mampu mengeringkan buah kopi secara kontinyu tanpa tergantung pada cuaca alam sekitar. Inovasi dari alat ini yaitu menggunakan hybrid energi surya, biomassa, dan listrik untuk proses pengeringan sehingga ramah untuk lingkungan. Input energi panas tersebut selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai energi pemanasan dan energi penguapan (output energi) pada buah kopi. Uji performansi dilakukan pada alat pengering ini. Objek uji yaitu buah kopi arabika yang diproses natural dengan jumlah 600 kg. Hasilnya persentase kadar air yang teruapkan per hari 7.3%, waktu pengeringan ±7hari, dengan efisiensi energi pengeringan sekitar 33.864%.
Ringkasan Alternatif
Indonesia is in the fourth position as the largest coffee producer in the world. Coffee is an agricultural product that is placed by drying. Drying is the process of preserving food by evaporating the air from inside the food using heat energy, which has been carried out since ± 12000 BC. With the advancement of science and technology, drying tools have emerged that aim to dry food or agricultural products (related to the main topic of discussion, namely coffee) in large capacities or quantities and fast times so that the drying process runs efficiently. In the area around PLTMH Gunung Halu, there is a coffee dryer with the ERK (Greenhouse Effect) type collector. This dryer is designed to be able to dry coffee cherries continuously without depending on the surrounding natural weather. The innovation of this tool uses hybrid solar energy, biomass and electricity for the drying process so that it is environmentally friendly. The heat energy input will then be used as managed energy and evaporation energy (output energy) in the coffee cherries. The performance test is carried out on this dryer. The test object was 600 kg of Arabica coffee, which was placed naturally. The result of the proportion of air content evaporated per day is 7.3%, drying time is ± 7 days, with drying energy of around 33.864%.
Sumber