Rumah Makan Putri Katering merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan. Rumah makan tersebut belum menggunakan kapasitas produksinya secara penuh, sehingga terdapat kapasitas menganggur. Penelitian ini menggunakan analisis biaya diferensial untuk mengambil keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. Hal ini dikarenakan seringkali pesanan khusus yang datang dianggap tidak memberikan keuntungan, terutama pesanan khusus yang kuantitasnya dibawah batas minimal kebijakan perusahaan. Rumah Makan Putri Katering menerima pesanan khusus dari Ny. Noviyanti, yaitu sebanyak 20 paket nasi timbel, 15 paket nasi goreng dan 15 paket nasi kampung. Pemesan menawarkan harga sebesar Rp. 24.500 untuk nasi timbel, Rp. 17.000 untuk nasi goreng dan Rp. 17.000 untuk nasi kampung, dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 216.920 untuk paket nasi timbel, Rp. 136.740 untuk nasi goreng dan Rp. 108.000 untuk nasi kampung. Perusahaan tersebut tidak melakukan analisis biaya diferensial, sehingga langsung menolak pesanan khusus tersebut karena kuantitas yang diminta dibawah batas minimal kebijakan perusahaan dan dengan harga yang ditawarkan lebih rendah dianggap akan menimbulkan kerugian. Perusahaan dapat memutuskan apakah perusahaan akan menerima atau menolak pesanan khusus tersebut, dengan melakukan analisis biaya diferensial dan pendapatan diferensial. Setelah dilakukan perhitungan lebih lanjut ternyata jika perusahaan menerima pesanan khusus tersebut maka perusahaan akan menerima pendapatan diferensial sebesar Rp. 490.000 untuk paket nasi timbel, Rp. 255.000 untuk paket nasi goreng dan Rp. 255.000 untuk nasi kampung, yang artinya pendapatan diferensial yang diperoleh perusahaan lebih besar jika dibandingkan dengan biaya diferensial, maka perusahaan dapat menerima pesanan khusus tersebut. Kata Kunci: Biaya Diferensial, Pendapatan Diferensial, Pesanan Khusus.

Rumah Makan Putri Katering is a company operated in the food industry. This restaurant not yet fully using their production capacity, so there is idle capacity. This research using the implementation of differential cost analysis for a decision to accept or reject special orders. Its because there’s a special order to be regarded not provide profit, especially for quantity of special order is below than limit of the company's policy. Rumah Makan Putri Katering receive special orders from Ny. Noviyanti, there are 20 packets of nasi timbel, 15 packets of nasi goreng and 15 packets of nasi kampung. Buyer offering price of Rp. 24,500 for nasi timbel, Rp. 17,000 for nasi goreng and Rp. 15,000 for nasi kampung, with the cost of Rp. 216.920 for nasi timbel, Rp. 136.740 for nasi goreng and Rp. 108.000 for nasi kampung. The restaurant did not perform the analysis of the differential cost, so they directly reject special orders because the quantity demanded below the limit of the company’s policy and with a lower price offered was considered to cause any lost. The company can decide whether they will accept or reject special orders, with calculating the differential cost analysis and differentials revenue. After further calculations, if the company accepts special orders, they will receive differential revenue of Rp. 490,000 to package nasi timbel, Rp. 255,000 packages of nasi goreng and Rp. 255,000 for nasi kampung, which means differential revenue obtained by the company greater then compared to the cost differential,so the company can accept special order. Keywords: Cost Differential, Differential Revenue, Special Order.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-martantiam-9322