Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
ANALISIS BREAK EVEN
KOMPONEN BAGIAN SAYAP PESAWAT TERBANG
DI PT. GOODRICH PINDAD AERONAUTICAL SYSTEM INDONESIA
NOORMAN NOVENDA (2007) | Skripsi | Teknik Industri , Teknik Industri
Bagikan
Ringkasan
PT. Goodrich Pindad Aeronautical Systems Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen pesawat terbang. Komponen-komponen yang dibuat diantaranya adalah C. Washer, Input Shaft Cover, End Cover, Roller Housing, Rotor, Cover, Output Shaft Cover, Shaft Cover, Half Cage, dan Peg. Pada saat ini, perusahaan sedang mengalami kerugian dalam penjualan komponen-komponennya.
Masalah penjualan di PT. Goodrich Pindad Aeronautical Systems Indonesia disebabkan oleh harga jual per unit untuk masing-masing komponen lebih kecil dibandingkan biaya produksinya atau biaya variabelnya. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan cara menaikkan harga jual per unit atau dengan menurunkan biaya variabel per unit atau jika memungkinkan menurunkan biaya tetap.
Analisis Break Even digunakan untuk melakukan perencanaan dan kontrol biaya, dengan menggunakan analisis ini maka dapat diketahui biaya apa yang harus diturunkan atau dinaikkan dan menunjukkan titik impas perusahaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perhitungan BEP yang ada di perusahaan bernilai negatif. Hal ini dikarenakan harga jual per unit lebih kecil dari biaya produksinya. Dilakukan perbaikan dengan cara menaikkan harga jual per unit sebesar 5 % untuk periode dua bulan ke depan untuk masing-masing komponen yang dilakukan dengan 2 tahap. Hasil perhitungan BEP bernilai positif dengan angka penjualan sebesar $ 60,505.58, yang artinya perusahaan harus menjual komponen-komponen tersebut dengan total penjualan sebesar $ 60,505.58 agar mencapai titik impas. Menurunkan biaya variabel per unit sebesar 5 % untuk masing-masing komponen maka didapat BEP sebesar $ 42,491.19 yang artinya perusahaan harus menjual komponen-komponen tersebut dengan total penjualan sebesar $ 42,491.19 agar mencapai titik impas. Alternatif yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah di atas adalah menaikkan harga jual per unit dan menurunkan biaya variabel.
Ringkasan Alternatif
PT. Goodrich Pindad Aeronautical Systems Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen pesawat terbang. Komponen-komponen yang dibuat diantaranya adalah C. Washer, Input Shaft Cover, End Cover, Roller Housing, Rotor, Cover, Output Shaft Cover, Shaft Cover, Half Cage, dan Peg. Pada saat ini, perusahaan sedang mengalami kerugian dalam penjualan komponen-komponennya.
Masalah penjualan di PT. Goodrich Pindad Aeronautical Systems Indonesia disebabkan oleh harga jual per unit untuk masing-masing komponen lebih kecil dibandingkan biaya produksinya atau biaya variabelnya. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan cara menaikkan harga jual per unit atau dengan menurunkan biaya variabel per unit atau jika memungkinkan menurunkan biaya tetap.
Analisis Break Even digunakan untuk melakukan perencanaan dan kontrol biaya, dengan menggunakan analisis ini maka dapat diketahui biaya apa yang harus diturunkan atau dinaikkan dan menunjukkan titik impas perusahaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perhitungan BEP yang ada di perusahaan bernilai negatif. Hal ini dikarenakan harga jual per unit lebih kecil dari biaya produksinya. Dilakukan perbaikan dengan cara menaikkan harga jual per unit sebesar 5 % untuk periode dua bulan ke depan untuk masing-masing komponen yang dilakukan dengan 2 tahap. Hasil perhitungan BEP bernilai positif dengan angka penjualan sebesar $ 60,505.58, yang artinya perusahaan harus menjual komponen-komponen tersebut dengan total penjualan sebesar $ 60,505.58 agar mencapai titik impas. Menurunkan biaya variabel per unit sebesar 5 % untuk masing-masing komponen maka didapat BEP sebesar $ 42,491.19 yang artinya perusahaan harus menjual komponen-komponen tersebut dengan total penjualan sebesar $ 42,491.19 agar mencapai titik impas. Alternatif yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah di atas adalah menaikkan harga jual per unit dan menurunkan biaya variabel.