Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Analisis Break Even Point (BEP) untuk Membantu Manajemen dalam Perencanaan Laba yang Optimal pada Departemen Milk Processing BMC - PT Aronesia
Karwati Pratiwi (2017) | Tugas Akhir | Akuntansi
Bagikan
Ringkasan
Departemen Milk Processing BMC - PT Agronesia lebih menitikberatkan kepada pengolahan susu murni sampai dengan produk olahan susu lainnya. Produk susu yang dihasilkannya berupa susu segar pasteurisasi sedangkan produk olahan susu seperti Yoghurt, Kefir, Milk Ice Cream, Shallimar, Milk Shake, Yoghurt Shake, dan lainnya. Namun pokok pembahasan dalam penelitian ini hanya mencakup produk milkcup saja. Sejauh ini perusahaan belum melakukan perhitungan analisis titik impas untuk penjualan milkcup tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mengangkat topik dengan judul penelitian "Analisis Break Even Point (BEP) untuk Membantu Manajemen dalam Perencanaan Laba yang Optimal pada Departemen Milk Processing BMC - PT Agronesia".� Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perhitungan titik impas di perusahaan, serta untuk mengetahui bagaimana peranan analisis titik impas tersebut sebagai alat bantu manajemen dalam merencanakan laba yang optimal pada Departemen Milk Processing BMC - PT Agronesia. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan studi kasus yang mempunyai tujuan untuk mengetahui posisi titik impas perusahaan sebagai alat untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Yang pertama kali penulis lakukan sebelum melakukan perhitungan analisis titik impas di Departemen Milk Processing BMC - PT Agronesia adalah melakukan penggolongan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Dalam melakukan penggolongan biaya, penulis memisahkan biaya semivaribel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square). Berdasarkan data dan perhitungan yang telah diperoleh, biaya tetap pada tahun 2012 adalah Rp 1.192.886.933 dan biaya variabel sebesar Rp 7.137.066.157. Tahap selanjutnya dari analisis ini adalah melakukan analisis titik impas. Hasil perhitungan titik impas pada tahun 2012 adalah Rp 6.709.078.720 atau sebanyak 5.958.329 cup. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa perusahan harus mencapai penjualan sebesar titik impas agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Kata Kunci : Perencanaan laba, Analisis titik impas.
Ringkasan Alternatif
Department of Milk Processing BMC - PT Agronesia more emphasis to the processing of pure milk to other dairy products. Dairy products produced in the form of fresh pasteurized milk while dairy products such as yoghurt, Kefir, Milk Ice Cream, Shallimar, Milk Shake, Shake Yoghurt, and more. But the issue in this study only covers products milkcup alone. So far the company has not calculated the break-even analysis for the milkcup sale. Based on these problems, the authors raise the topic with the title " Break Even Point (BEP) Analysis to Assist Management in The Plan Optimal Profit at Department Milk Processing BMC PT Agronesia." This research aims to determine how the break-even point analysis in the company's calculations, and to investigate how the role of break even point analysis as a management tool in planning the optimal profit in the Department of Milk Processing BMC - PT Agronesia. The research method used is a descriptive analytical method with case study has the goal to determine the break-even position the company as a tool to help management in profit planning. Data was collected through interviews and documentation. First time, the author did it before doing the calculation of break even point analysis at the Department of Milk Processing BMC - PT Agronesia is doing classification of costs into fixed costs and variable costs. In doing classification of costs, the author separates semi variable costs into fixed costs and variable costs by using the least squares method (least square). Based on the data and calculations that have been obtained, fixed costs in 2012 was Rp 1,192,886,933 and Rp 7,137,066,157 variable costs. The next stage of this analysis is to analyze the break even point. Calculation of break even results in 2012 was Rp 6,709,078,720 or as many as 5,958,329 cup. The calculation results showed that the company had achieved sales of company's break even point in order not to experience losses. Keywords: Planning profit, break even point analysis.
Sumber