Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN SOEHARTO DI HARIAN UMUM SEPUTAR INDONESIA BIRO JABAR DENGAN HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT
ULFAH RAHMATUNNISA (2009) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara wartawan mengkonstruksikan realitas dan bagaimana keberpihakan media terhadap suatu pemberitaan di Harian Umum Seputar Indonesia dengan Harian Umum Pikiran Rakyat.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif sesuai dengan identifikasi yang telah ditetapkan penulis yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris. Penelitian ini menggunakan teknik analisis framing. Populasi adalah seluruh berita wafatnya Presiden Soeharto periode bulan januari 2008, adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sensus atau total sampling. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu berpatokan kepada kerangka framing yang disusun oleh Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam proposisi pengujian isu yang kemudian menjadi frame, surat kabar lokal memilih frame yang netral, tetapi isinya tetap ada keberpihakan. Harian Umum Seputar Indonesia yang memberitakan jasa-jasa, pengabdian Mantan Presiden Soeharto, ternyata juga melakukan pemojokkan pada kasus hukum almarhum Soeharto. Bila dibandingkan surat kabar Seputar Indonesia, Harian Umum Pikiran Rakyat lebih berhati-hati dalam bertindak dan berusaha senetral-netralnya dengan menampilkan berita, walaupun terkadang mereka condong pada sisi kemanusiaan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Analisis framing dari dua surat kabar lokal ini terlihat ada kesamaan pemberitaan. Kedua media cetak tersebut menunjukkan bahwa ada sisi kemanusiaan, dan bisnis dibalik pemberitaannya. Kesamaan tersebut akan berimbas pada pembenaran sikap yang akan diterima oleh khalayak.
Saran untuk perusahaan Harian Umum Seputar Indonesia dan Harian Umum Pikiran Rakyat, agar tetap mempertahankan kelengkapan unsur berita yaitu 5W+1H, dalam penulisan berita. Karena dengan mengandung kelengkapan berita pembaca akan lebih mengerti maksud pesan yang akan disampaikan.
Ringkasan Alternatif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara wartawan mengkonstruksikan realitas dan bagaimana keberpihakan media terhadap suatu pemberitaan di Harian Umum Seputar Indonesia dengan Harian Umum Pikiran Rakyat.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif sesuai dengan identifikasi yang telah ditetapkan penulis yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris. Penelitian ini menggunakan teknik analisis framing. Populasi adalah seluruh berita wafatnya Presiden Soeharto periode bulan januari 2008, adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sensus atau total sampling. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu berpatokan kepada kerangka framing yang disusun oleh Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam proposisi pengujian isu yang kemudian menjadi frame, surat kabar lokal memilih frame yang netral, tetapi isinya tetap ada keberpihakan. Harian Umum Seputar Indonesia yang memberitakan jasa-jasa, pengabdian Mantan Presiden Soeharto, ternyata juga melakukan pemojokkan pada kasus hukum almarhum Soeharto. Bila dibandingkan surat kabar Seputar Indonesia, Harian Umum Pikiran Rakyat lebih berhati-hati dalam bertindak dan berusaha senetral-netralnya dengan menampilkan berita, walaupun terkadang mereka condong pada sisi kemanusiaan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Analisis framing dari dua surat kabar lokal ini terlihat ada kesamaan pemberitaan. Kedua media cetak tersebut menunjukkan bahwa ada sisi kemanusiaan, dan bisnis dibalik pemberitaannya. Kesamaan tersebut akan berimbas pada pembenaran sikap yang akan diterima oleh khalayak.
Saran untuk perusahaan Harian Umum Seputar Indonesia dan Harian Umum Pikiran Rakyat, agar tetap mempertahankan kelengkapan unsur berita yaitu 5W+1H, dalam penulisan berita. Karena dengan mengandung kelengkapan berita pembaca akan lebih mengerti maksud pesan yang akan disampaikan.