Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Analisis Kegagalan pada Runner Turbin di PLTA Saguling
Dedi Pamungkas (2017) | Skripsi | -
Bagikan
Ringkasan
Runner turbin merupakan salah satu komponen utama dalam suatu PLTA yang berfungsi untuk merubah energi kinetik air menjadi energi gerak atau mekanik. Runner turbin pada pembangkit tenaga listrik di PLTA Saguling terindikasi mengalami suatu kegagalan yaitu telah terjadinya korosi dengan membentuk lubang-lubang (pitting) atau bopeng pada permukaan akibat terjadinya kavitasi. Permasalahan tersebut dapat menurunkan effisiensi dari turbin, vibrasi atau getaran yang tinggi dari turbin, serta menimbulkan suara gemuruh yang kencang di saluran pembuangan air dari turbin. Dalam tugas akhir ini, untuk mengetahui kegagalan pada runner dilakukan dengan menganalisis secara visual dan komputasional dilakukan dengan pengamatan analisis visual serta pengambilan data pada saat unit sedang dilakukan pemeliharaan dengan periodik. Analisis komputasional dilakukan dengan simulasi CFD berdasarkan data dan ukuran di PLTA Saguling yaitu dengan menggambar runner turbin dengan dimensi dan ukuran sesuai data yang ada di PLTA Saguling kemudian dilakukukan proses simulasi CFD Fluent dan terakhir membuat dokumentasi dari analisa tersebut. Hasil analisis menunjukan bahwa blade-blade runner turbin telah mengalami terjadi kegagalan pada runner turbin pada bagian ujung bawah runner turbin yaitu terjadi kavitasi dan menyebabkan terjadinya pengurangan material runner turbin sebesar 4,19 Kg setiap 8000 jam kerja unit operasi. Hasil analisis komputasional Dengan simulasi CFD Fluent didapat data bahwa terjadinya perubahan phasa dari air menjadi uap pada sebagian blade runner turbin yang mengakibatkan teradinya kavitasi. Kata kunci: analisis kegagalan, turbin, PLTA.
Ringkasan Alternatif
Runner turbin merupakan salah satu komponen utama dalam suatu PLTA yang berfungsi untuk merubah energi kinetik air menjadi energi gerak atau mekanik. Runner turbin pada pembangkit tenaga listrik di PLTA Saguling terindikasi mengalami suatu kegagalan yaitu telah terjadinya korosi dengan membentuk lubang-lubang (pitting) atau bopeng pada permukaan akibat terjadinya kavitasi. Permasalahan tersebut dapat menurunkan effisiensi dari turbin, vibrasi atau getaran yang tinggi dari turbin, serta menimbulkan suara gemuruh yang kencang di saluran pembuangan air dari turbin. Dalam tugas akhir ini, untuk mengetahui kegagalan pada runner dilakukan dengan menganalisis secara visual dan komputasional dilakukan dengan pengamatan analisis visual serta pengambilan data pada saat unit sedang dilakukan pemeliharaan dengan periodik. Analisis komputasional dilakukan dengan simulasi CFD berdasarkan data dan ukuran di PLTA Saguling yaitu dengan menggambar runner turbin dengan dimensi dan ukuran sesuai data yang ada di PLTA Saguling kemudian dilakukukan proses simulasi CFD Fluent dan terakhir membuat dokumentasi dari analisa tersebut. Hasil analisis menunjukan bahwa blade-blade runner turbin telah mengalami terjadi kegagalan pada runner turbin pada bagian ujung bawah runner turbin yaitu terjadi kavitasi dan menyebabkan terjadinya pengurangan material runner turbin sebesar 4,19 Kg setiap 8000 jam kerja unit operasi. Hasil analisis komputasional Dengan simulasi CFD Fluent didapat data bahwa terjadinya perubahan phasa dari air menjadi uap pada sebagian blade runner turbin yang mengakibatkan teradinya kavitasi. Keywords: failure analysis, turbine, water power plant.
Sumber