Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS PELAYANAN KERETA API PARAHYANGAN KELAS EKSEKUTIF ATAU ARGO GEDE JURUSAN BANDUNG âÃâ¬Ãâ JAKARTA (GAMBIR) DI PT. KERETA API (PERSERO) BANDUNG
HUSEIN AR (2008) | Skripsi | Teknik Industri , Teknik Industri , Teknik Industri
Bagikan
Ringkasan
Dengan berjalannya waktu, PT. Kereta Api pun menghadapi persaingan yang cukup
kompleks diantara perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi
khususnya seperti bus, jasa travel dan masih banyak yang lainnya, dimana masingmasing
sarana transportasi memiliki keunggulannya untuk menarik perhatian para
konsumen baik dari segi biaya, kecepatan, kenyamanan dan lain-lain. Untuk
menghadapi persaingan tersebut, maka PT. Kereta Api (Persero) Bandung dituntut
untuk mencari strategi yang jitu untuk memenangkan persaingan dalam
mempertahankan konsumennya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan meningkatkan kualitas pelayanan pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung.
ParasuramanâÃâ¬Ãâ¢s servqual model yang dikembangkan oleh Zeithamel, Parasuraman,
dan Berry (1990) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mengukur
kualitas pelayanan dibidang jasa. Metode ini dibagi kedalam lima dimensi, yaitu
dimensi tangibles (produk-produk fisik), reliability (keandalan), resvonsiveness
(daya tanggap), assurance (jaminan) dan empathy (empati). Kelima dimensi ini
kemudian dikembangkan sesuai dengan kualitas pelayanan jasa dan dibagi kedalam
lima jenis konseptual kesenjangan (gap), dalam penelitian ini kesenjangan yang
diamati adalah gap 1 dan gap 5.
Gap 1 digunakan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara harapan konsumen
dengan persepsi karyawan, sedangkan gap 5 digunakan untuk mengidentifikasi
kesenjangan antara harapan konsumen dengan kenyataan pelayanan yang
dirasakannya.
Setelah dilakukan penelitian terhadap gap 1 dan gap 5 dari ParasuramanâÃâ¬Ãâ¢s servqual
model yaitu mengenai harapan konsumen terhadap jasa yang diterimanya,
kenyataan yang dirasakan konsumen dan persepsi karyawan, ternyata kuesioner
yang disebarkan menghasilkan kesenjangan yang terjadi antara harapan konsumen
terhadap kenyataan pelayanan bernilai negatif, berarti harapan konsumen masih
jauh dari kenyataan pelayanan yang dirasakannya. Sedangkan harapan konsumen
terhadap persepsi karyawan menghasilkan nilai kesenjangan yang keseluruhannya
bernilai positif. Nilai yang positif ini menandakan bahwa harapan konsumen dapat
dipersepsikan dengan baik oleh pihak karyawan (penyedia jasa).
Ringkasan Alternatif
Dengan berjalannya waktu, PT. Kereta Api pun menghadapi persaingan yang cukup
kompleks diantara perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi
khususnya seperti bus, jasa travel dan masih banyak yang lainnya, dimana masingmasing
sarana transportasi memiliki keunggulannya untuk menarik perhatian para
konsumen baik dari segi biaya, kecepatan, kenyamanan dan lain-lain. Untuk
menghadapi persaingan tersebut, maka PT. Kereta Api (Persero) Bandung dituntut
untuk mencari strategi yang jitu untuk memenangkan persaingan dalam
mempertahankan konsumennya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan meningkatkan kualitas pelayanan pada PT. Kereta Api (Persero) Bandung.
ParasuramanâÃâ¬Ãâ¢s servqual model yang dikembangkan oleh Zeithamel, Parasuraman,
dan Berry (1990) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mengukur
kualitas pelayanan dibidang jasa. Metode ini dibagi kedalam lima dimensi, yaitu
dimensi tangibles (produk-produk fisik), reliability (keandalan), resvonsiveness
(daya tanggap), assurance (jaminan) dan empathy (empati). Kelima dimensi ini
kemudian dikembangkan sesuai dengan kualitas pelayanan jasa dan dibagi kedalam
lima jenis konseptual kesenjangan (gap), dalam penelitian ini kesenjangan yang
diamati adalah gap 1 dan gap 5.
Gap 1 digunakan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara harapan konsumen
dengan persepsi karyawan, sedangkan gap 5 digunakan untuk mengidentifikasi
kesenjangan antara harapan konsumen dengan kenyataan pelayanan yang
dirasakannya.
Setelah dilakukan penelitian terhadap gap 1 dan gap 5 dari ParasuramanâÃâ¬Ãâ¢s servqual
model yaitu mengenai harapan konsumen terhadap jasa yang diterimanya,
kenyataan yang dirasakan konsumen dan persepsi karyawan, ternyata kuesioner
yang disebarkan menghasilkan kesenjangan yang terjadi antara harapan konsumen
terhadap kenyataan pelayanan bernilai negatif, berarti harapan konsumen masih
jauh dari kenyataan pelayanan yang dirasakannya. Sedangkan harapan konsumen
terhadap persepsi karyawan menghasilkan nilai kesenjangan yang keseluruhannya
bernilai positif. Nilai yang positif ini menandakan bahwa harapan konsumen dapat
dipersepsikan dengan baik oleh pihak karyawan (penyedia jasa).