Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Analisis Konstrastif Penggunaan Ragam Hormat Bahasa Jepang Dan Bahasa Sunda
Yogi Gindarsyah NIM. (2010) | Skripsi | Sastra Jepang
Bagikan
Ringkasan
Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang memiliki keunikan tersendiri. Namun masih ada kendala bagi pembelajar bahasa Jepang yang berbahasa ibu bahasa Indonesia dikarenakan dalam bahasa Indonesia tidak mengenal istilah seperti keigo atau ragam hormat. Lain halnya dengan bahasa Sunda yang mengenal istilah seperti keigo yang disebut Undak Usuk Basa Sunda atau UUBS. Secara umum keigo dibagi menjadi tiga jenis yaitu sonkeigo, kenjoogo, dan teineigo. Dan Undak Usuk Basa Sunda secara umum dibagi menjadi enam jenis yaitu basa kasar, basa lemes, basa lemes pisan, basa kasar pisan, basa sedeng, dan basa panengah. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti persamaan dan perbedaan mengenai cara pemakaian ragam hormat dari kedua bahasa tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, karena dengan metode ini penulis dapat memaparkan mengenai persamaan dan perbedaan tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ragam hormat bahasa Jepang dan bahasa Sunda cenderung memiliki kesamaan dalam hal pemakaian tata bahasanya. Teknik analisis data yang digunakan yaitu wawancara dan studi pustaka, sehingga dengan adanya wawancara penulis bisa memperoleh fakta yang dapat mendukung informasi dan data yang penulis peroleh dari hasil studi pustaka. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, diantaranya yaitu keigo bahasa Jepang ada yang dapat dipadankan ke bahasa Sunda dan cara pemakaian kedua ragam bahasa tersebut cara pemakaiannya sama-sama memiliki penentu parameter yaitu mengenal usia (tua atau muda, senior atau yunior), status (atasan atau bawahan, guru atau murid), keakraban (orang dalam atau orang luar), gaya bahasa (bahasa sehari-hari, ceramah atau perkuliahan), pribadi atau umum (rapat, upacara, atau kegiatan formal), pendidikan (berpendidikan atau tidak). Berdasarkan uraian diatas, penulis memberikan saran agar intensitas pemakaian keigo dalam bahasa Jepang harus lebih ditingkatkan lagi. Dan dengan adanya hasil penelitian ini para pembelajar bahasa Jepang yang berbahasa Ibu bahasa Sunda bisa memanfaatkan dalam pemahaman mengenai keigo.
Ringkasan Alternatif
Japanese language is one language that has unique characteristics. But there are still obstacles for Japanese language learners who speak Indonesian mothers due in the Indonesian language is not familiar with terms like keigo or respectful manner. As with the Sundanese, who knows terms like keigo called Undak Usuk Basa Sunda terraces or UUBS. Keigo generally divided into three types: sonkeigo, kenjoogo, and teineigo. Undak Usuk Basa Sunda and the terraces are divided into six types of basa kasar, basa lemes, basa lemes pisan,base sedeng, base kasar pisan, and bases panengah. Therefore, interested authors to examine the similarities and differences about how to use various respectful of both languages. The method used is descriptive method, because with this method, the author can explain about the similarities and differences so that it can be concluded that the Japanese respect for diversity and Sundanese tend to have similarities in terms of usage and grammar. The data analysis technique used is book study and interview, so that there is an interview with the author can get the facts that can support the information and data gained from the study authors of the literature. This research resulted in several conclusions, among which keigo Japanese language that can be fitted to existing Sundanese language and how to use these two language varieties are equally practical demonstration has a decisive parameter that is familiar with age (young or old, senior or junior), status (employer or subordinates, teachers or students), familiarity (people inside or outside person), the style of language (everyday language, speech or lecture), private or public (meetings, ceremonies, or formal events), education (educated or not). Based on the description above, the author suggests the use keigo intensity in the Japanese language should be increased. And with the results of this study the Japanese language learners who speak Sundanese mother could use the notion of keigo.
Sumber