Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Analisis Korelasi Konsentrasi PM10 dan PM2.5 Di Outdoor & Indoor pada Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung
Renaldi Maulana (2021) | Tugas Akhir | -
Bagikan
Ringkasan
Perkembangan sektor industri yang meningkat menyebabkan tingginya polusi yang dihasilkan terutama polusi udara. Pada penelitian ini, dikaji jumlah konsentrasi polusi udara partikulat yang terdapat pada dua wilayah yang diteliti, yaitu wilayah Dayeuhkolot dan wilayah Margahayu Kabupaten Bandung. Dua wilayah ini dibagi berdasarkan kendaraan yang melintas, banyak pepohonan, dan sumber polusi lainnya yang berada di wilayah tersebut. Gas dari hasil proses pembakaran kendaraan yang melintas di wilayah tersebut dan aktivitas manusia merupakan sumber dari pencemaran udara yang harus diperhatikan. Zat pencemar yang terkumpul di udara dapat masuk ke dalam rumah melalui ventilasi dan pintu yang terbuka. Penelitian pada tugas akhir ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran konsentrasi polusi udara partikulat pada indoor (di dalam ruangan) dan outdoor (luar ruangan dan jalanan) serta membandingkannya dengan nilai baku mutu udara yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999. Metode yang digunakan adalah metode pengukuran langsung untuk mengetahui konsentrasi polusi udara partikulat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah Dayeuhkolot mempunyai rerata konsentrasi PM2.5 di luar ruangan yang melebihi baku mutu Indonesia, sedangkan rerata konsentrasi PM10 di luar ruangan tidak melebihi baku mutu Indonesia. Berbeda halnya dengan wilayah Margahayu, rerata konsentrasi PM10 dan PM2.5 di luar ruangannya tidak melebihi baku mutu berdasarkan PP No.41 Tahun 1999 (PM10 = 150 Ãâõg/mÃâó dan PM2.5 = 65 Ãâõg/mÃâó). Hasil analisis korelasi indoor dan outdoor menunjukkan bahwa konsentrasi PM10 dan PM2.5 di indoor pada wilayah Margahayu lebih tinggi dibandingkan konsentrasi PM10 dan PM2.5 di outdoor. Pada wilayah Dayeuhkolot konsentrasi PM10 dan PM2.5 di outdoor lebih tinggi dibandingkan konsentrasi PM10 dan PM2.5 di indoor.
Ringkasan Alternatif
The increasing development of the industrial sector has resulted in high pollution, especially air pollution. In this study, the number of concentrations of particulate air pollution in the two areas studied, namely the Dayeuhkolot area and the Margahayu area, Bandung Regency. These two areas are divided based on passing vehicles, lots of trees, and other sources of pollution in the area. Gas from the combustion process of vehicles passing in the area and human activities is a source of air pollution that must be considered. Pollutants accumulated in the air can enter the house through open vents and doors. The research in this final project aims to compare the results of measuring the concentration of particulate air pollution at indoor (indoors) and outdoors (outdoors and on the street) and to compare it with the air quality standard values stipulated by Government Regulation No.41 of 1999. The method used is a direct measurement method to determine the concentration of particulate air pollution. The results showed that the Dayeuhkolot area had a mean PMconcentration2.5 outside the room that exceeded the Indonesian quality standard, while the mean PMconcentration10 outside did not exceed the Indonesian quality standard. Unlike the case with Margahayu area, the average concentrations of PM10 and PM2.5 outside the room did not exceed the quality standard based on Government Regulation No. 41 of 1999 (PM10 = 150 Ãâõg / mÃâó and PM2.5 = 65 Ãâõg / mÃâó). The results of the correlation analysis indoor and outdoor showed that the concentrations of PM10 and PM2.5 at indoor in the Margahayu area were higher than the concentrations of PM10 and PM2.5 at outdoor. Meanwhile, in the Dayeuhkolot area the concentrations of PM10 and PM2.5 outdoors were higher than those of PM10 and PM2.5 indoors.