Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PESERTA PELATIHAN TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGERJAAN LOGAM YANG BERBASISKAN KOMPETENSI DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA (BLK) KABUPATEN TASIKMALAYA
HADIN (2007) | Skripsi | Teknik Industri , Teknik Industri , Teknik Industri , Teknik Industri
Bagikan
Ringkasan
Proses pembangunan adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan oleh segenap
komponen bangsa yang berkesinambungan dan terprogram secara sistematis untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan oleh Pemerintah yaitu, mencerdaskan dan
mendewasakan seluruh masyarakat Indonesia dalam berfikir, bersikap dan bertindak.
Proses pembangunan dalam bidang pendidikan, pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah mengoptimalkan tugas dan fungsi pokok pada pusat-pusat latihan kerja. Di
Kabupaten Tasikmalaya yang berperan sebagai pusat latihan kerja adalah UPTD Balai
Latihan Kerja (BLK).
UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tasikmalaya belum sepenuhnya
menerapkan program pelatihan yang berbasis kompetensi (CBT) yaitu, suatu model
pendidikan dan pelatihan yang memadukan antara kognitif, affektif dan psikomotor
menjadi wujud kemampuan dan keterampilan yang profesional. Berkaitan dengan
banyaknya kebutuhan, hal yang pasti adalah peserta pelatihan merasa puas jika, pihak
UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tasikmalaya mampu memberikan
pelayanan yang berkualitas terhadap kinerja pelaksanaan proses pembelajaran pada
program keahlian teknik pengerjaan logam yang berbasis kompetensi melebihi atau
sama dengan yang diharapakan peserta pelatihan.
Metode Parasuraman`s Servqual Model yang dikembangkan oleh Zeithamel,
Parasuraman dan Berry (1990) adalah salah satu metode dalam mengukur kualitas
pelayanan bidang jasa. Metode dari Parasuraman`s Servqual Model ini, terbagi kedalam
lima dimensi yaitu, diemnsi reliability (keandalan), resvonsiveness (daya tanggap),
assurance (jaminan), empahty (empati), dan tangibles (produk-produk fisik) yang
dikembangkan sesuai dengan kualitas pelayanan terhadap jasa yang diamati.
Parasuraman` et, al mengidentifikasikan kualitas pelayanan kedalam lima jenis
konseptual kesenjangan (gap). Pada penelitian ini, kesenjangan yang diamati adalah gap
1 yaitu, kesenjangan yang terjadi antara persepsi instruktur pelatihan dengan harapan
peserta pelatihan tentang proses pembelajaran pada program keahlian teknik pengerjaan
logam yang berbasis kompetensi di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten
Tasikmalaya.
Hasil penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil dari kesenjangan yang terjadi antara
harapan peserta pelatihan dengan persepsi instruktur pelatihan (gap 1) tentang proses
pembelajaran pada program keahlian teknik pengerjaan logam yang berbasis
kompetensi sudah bisa dipersepsikan atau instruktur pelatihan sudah mengerti akan
harapan peserta pelatihan.
Ringkasan Alternatif
Proses pembangunan adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan oleh segenap
komponen bangsa yang berkesinambungan dan terprogram secara sistematis untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan oleh Pemerintah yaitu, mencerdaskan dan
mendewasakan seluruh masyarakat Indonesia dalam berfikir, bersikap dan bertindak.
Proses pembangunan dalam bidang pendidikan, pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah mengoptimalkan tugas dan fungsi pokok pada pusat-pusat latihan kerja. Di
Kabupaten Tasikmalaya yang berperan sebagai pusat latihan kerja adalah UPTD Balai
Latihan Kerja (BLK).
UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tasikmalaya belum sepenuhnya
menerapkan program pelatihan yang berbasis kompetensi (CBT) yaitu, suatu model
pendidikan dan pelatihan yang memadukan antara kognitif, affektif dan psikomotor
menjadi wujud kemampuan dan keterampilan yang profesional. Berkaitan dengan
banyaknya kebutuhan, hal yang pasti adalah peserta pelatihan merasa puas jika, pihak
UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tasikmalaya mampu memberikan
pelayanan yang berkualitas terhadap kinerja pelaksanaan proses pembelajaran pada
program keahlian teknik pengerjaan logam yang berbasis kompetensi melebihi atau
sama dengan yang diharapakan peserta pelatihan.
Metode Parasuraman`s Servqual Model yang dikembangkan oleh Zeithamel,
Parasuraman dan Berry (1990) adalah salah satu metode dalam mengukur kualitas
pelayanan bidang jasa. Metode dari Parasuraman`s Servqual Model ini, terbagi kedalam
lima dimensi yaitu, diemnsi reliability (keandalan), resvonsiveness (daya tanggap),
assurance (jaminan), empahty (empati), dan tangibles (produk-produk fisik) yang
dikembangkan sesuai dengan kualitas pelayanan terhadap jasa yang diamati.
Parasuraman` et, al mengidentifikasikan kualitas pelayanan kedalam lima jenis
konseptual kesenjangan (gap). Pada penelitian ini, kesenjangan yang diamati adalah gap
1 yaitu, kesenjangan yang terjadi antara persepsi instruktur pelatihan dengan harapan
peserta pelatihan tentang proses pembelajaran pada program keahlian teknik pengerjaan
logam yang berbasis kompetensi di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten
Tasikmalaya.
Hasil penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil dari kesenjangan yang terjadi antara
harapan peserta pelatihan dengan persepsi instruktur pelatihan (gap 1) tentang proses
pembelajaran pada program keahlian teknik pengerjaan logam yang berbasis
kompetensi sudah bisa dipersepsikan atau instruktur pelatihan sudah mengerti akan
harapan peserta pelatihan.