Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
ANALISIS PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA PUPUK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP HASIL PENJUALAN PUPUK DI PUSAT KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH INDONESIA (PUSKOMINDO) CABANG BALONGAN INDRAMAYU
AAN SYUHADI (2007) | Tugas Akhir | Manajemen , Manajemen , Manajemen
Bagikan
Ringkasan
Seiring dengan perkembangan zaman, segala aspek kehidupan mengalami
perubahan dan kemajuan disegala bidang, termasuk dalam bidang pertanian. Koperasi
PUSKUKIMDO merupakan salah satu Koperasi dalam bidang pertanian yang
kegiatannya berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat pertanian yang
ingin menggunakan produk pupuknya. Harga yang dikenakan tidak slalu tetap,
sewaktu-waktu dapat berubah menjadi naik, dikarenakan kondisi Koperasi maupun
kondisi ekonomi Indonesia. Kenaikan harga tersebut bertujuan untuk menutupi semua
biaya yang dikeluarkan. Dalam penetapan harga pupuk Koperasi PUSKUKIMDO
melihat dulu dua kondisi yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal perusahaan.
Kebijakan penetapan harga adalah suatu keputusan mengenai harga-harga
yang diikuti untuk satu jangka waktu tertentu dan untuk mengikuti perkembangan
pasar. Kebijakan penetapan harga tersebut akan berdampak pada hasil penjualan.
Penjualan adalah suatu proses pertukaran barang atau jasa antar penjual dengan
pembeli.hasil penjualan pupuk yang terjadi dari tahun 2002 sampai dengan tahun
2006 mengalami penurunan dan hal itu disebabkan karena adanya kenaikan harga
pada tahun 2004 dan tahun 2006.
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan
menggunakan dua variabel yaitu kebijakan penetapan harga sebagai variabel
independent dan hasil penjualan sebagai variabel dependent. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi lapangan dan studi pustaka.
Dengan adanya kenaikan harga pupuk , hasil penjualan pupuk dari tahun 2002
sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan. Kenaikan harga pupuk itu terjadi
pada tahun 2004 dan tahun 2006, pada tahun 2002 harga pupuk mengalami kenaikan
sebesar 2.000 dari Rp. 20.000 pada tahun 2003 menjadi Rp. 22.000 pada tahun 2004
atau sama dengan 10%, sedangkan pada tahun 2006 harga pupuk mengalami
kenaikan sebesar Rp. 25.000 yakni dari Rp. 22.000 pada tahun 2005 menjadi Rp.
25.000 atau sama dengan 13,6%. Penurunan hasil penjualan pupuk terjadi pada tahun
2003 sampai dengan tahun 2004 sebanyak 10.000 pupuk yaitu dari 580.000 menjado
570.000 atau sama dengan 1,7% pupuk yang tidak terjual. Sama halnya dengan tahun
2005 sampai dengan tahun 2006 penjualan pupuk mengalami penurunan sebesar
15.000 dari 590.000 menjadi 575.000 pupuk atau sama dengan 2,5% pupuk yang
tidak terjual. Jadi kenaikan harga pupuk yang terjadi berdambak terhadap
menurunnya penjualan pupuk.
Ringkasan Alternatif
Seiring dengan perkembangan zaman, segala aspek kehidupan mengalami
perubahan dan kemajuan disegala bidang, termasuk dalam bidang pertanian. Koperasi
PUSKUKIMDO merupakan salah satu Koperasi dalam bidang pertanian yang
kegiatannya berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat pertanian yang
ingin menggunakan produk pupuknya. Harga yang dikenakan tidak slalu tetap,
sewaktu-waktu dapat berubah menjadi naik, dikarenakan kondisi Koperasi maupun
kondisi ekonomi Indonesia. Kenaikan harga tersebut bertujuan untuk menutupi semua
biaya yang dikeluarkan. Dalam penetapan harga pupuk Koperasi PUSKUKIMDO
melihat dulu dua kondisi yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal perusahaan.
Kebijakan penetapan harga adalah suatu keputusan mengenai harga-harga
yang diikuti untuk satu jangka waktu tertentu dan untuk mengikuti perkembangan
pasar. Kebijakan penetapan harga tersebut akan berdampak pada hasil penjualan.
Penjualan adalah suatu proses pertukaran barang atau jasa antar penjual dengan
pembeli.hasil penjualan pupuk yang terjadi dari tahun 2002 sampai dengan tahun
2006 mengalami penurunan dan hal itu disebabkan karena adanya kenaikan harga
pada tahun 2004 dan tahun 2006.
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan
menggunakan dua variabel yaitu kebijakan penetapan harga sebagai variabel
independent dan hasil penjualan sebagai variabel dependent. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi lapangan dan studi pustaka.
Dengan adanya kenaikan harga pupuk , hasil penjualan pupuk dari tahun 2002
sampai dengan tahun 2006 mengalami penurunan. Kenaikan harga pupuk itu terjadi
pada tahun 2004 dan tahun 2006, pada tahun 2002 harga pupuk mengalami kenaikan
sebesar 2.000 dari Rp. 20.000 pada tahun 2003 menjadi Rp. 22.000 pada tahun 2004
atau sama dengan 10%, sedangkan pada tahun 2006 harga pupuk mengalami
kenaikan sebesar Rp. 25.000 yakni dari Rp. 22.000 pada tahun 2005 menjadi Rp.
25.000 atau sama dengan 13,6%. Penurunan hasil penjualan pupuk terjadi pada tahun
2003 sampai dengan tahun 2004 sebanyak 10.000 pupuk yaitu dari 580.000 menjado
570.000 atau sama dengan 1,7% pupuk yang tidak terjual. Sama halnya dengan tahun
2005 sampai dengan tahun 2006 penjualan pupuk mengalami penurunan sebesar
15.000 dari 590.000 menjadi 575.000 pupuk atau sama dengan 2,5% pupuk yang
tidak terjual. Jadi kenaikan harga pupuk yang terjadi berdambak terhadap
menurunnya penjualan pupuk.