Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Analisis Perbandingan Protokol PBFT dan Zyzzyva pada Sistem Transaksi Streaming Musik Menggunakan Teknologi Blockchain
Ifan Dhani Prasojo (2018) | Skripsi | Teknik Informatika , Teknik Komputer
Bagikan
Ringkasan
Pada April tahun 2017, Spotify harus membayar ganti rugi kepada lembaga hak cipta di Amerika atas tuntutan para komposer pemegang hak cipta yang tidak mendapatkan royalti atas aktivitas streaming dari karya musik mereka pada layanan Spotify. Hal tersebut karena pihak Spotify tidak dapat menjamin data dan kontrak sehingga komposer musik tidak mendapatkan royalti yang sesuai atas kegiatan streaming dari karya mereka. Permasalahan tersebut dapat ditangani dengan penerapan teknologi blockchain pada sistem Spotify. Dengan adanya blockchain, data musik akan diketahui secara jelas identitas komposernya dan kontrak pemberian royalti akan tertangani secara otomatis sehingga royalti yang sesuai dapat tersalurkan kepada komposer yang bersangkutan. Selain itu, teknologi blockchain juga harus tetap dapat memiliki jeda pemutaran musik sesingkat mungkin untuk dapat menjaga kenyamanan konsumen. Lama waktu pemrosesan dipengaruhi oleh jenis protokol konsensus yang diterapkan pada sistem blockchain, dua di antaranya adalah PBFT dan Zyzzyva. Pada penelitian ini, dibuat suatu model layanan streaming musik menggunakan teknologi blockchain. Pada model tersebut, dilakukan perbandingan performa durasi pemrosesan data transaksi antara protokol PBFT dan Zyzzyva yang diterapkan pada aplikasi blockchain yang dikembangkan. Perbandingan dilakukan pada kondisi ada dan tidak server malicious pada sistem. Hasil penelitian membuktikan bahwa permasalahan data dan kontrak dapat terselesaikan melalui penerapan teknologi blockchain pada model sistem layanan streaming musik yang telah dibuat. Selain itu, protokol Zyzzyva terbukti selalu memiliki waktu pemrosesan lebih singkat dibandingkan PBFT dengan rata-rata 26.7% ketika tidak terdapat server malicious pada sistem sehingga permasalahan jeda dapat terselesaikan. Kata Kunci: Spotify, Blockchain, Konsensus, PBFT, Zyzzyva.
Ringkasan Alternatif
In April of 2017, Spotify would have to pay compensation to copyright agencies in America for the composer's claim that the copyright holder was not getting royalties for the streaming activity of their music works on the Spotify service. This is because Spotify cannot guarantee the data and the contract, so music composers did not get the appropriate royalties for the streaming activity of their work. These problems can be addressed with the implementation of blockchain technology on the Spotify system. With the presence of blockchain, the music data will be clearly known according to the identity of the composer and therefore the royalty award will be handled automatically so that appropriate royalties can be channeled to the composer. In addition, the blockchain technology must also keep the music delay as short as possible in order to maintain consumer convenience. The length of processing time is affected by the type of consensus protocol applied to the blockchain system. Two of them are PBFT and Zyzzyva. In this research, a music streaming service model using blockchain technology is created. In the model, comparisons of data processing duration between PBFT and Zyzzyva protocols were applied to the developed blockchain application. Comparison is done with and without malicious server on the system. The results of this study proved that the problems of data and contracts can be solved through the application of blockchain technology on the model of music streaming service system that has been made. In addition, the Zyzzyva protocol is proven to always have a shorter time compared to PBFT with an average of 26.7% when there is no malicious server on the system so the delay problem can be solved. Keywords: Spotify, Blockchain, Consensus, PBFT, Zyzzyva.