Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
ANALISIS PERBEDAAN PENERIMAAN PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA DI KANTOR PELAYANAN PAJAK BANDUNG KAREES
Elis Dyan Suesti (2005) | Skripsi | Akuntansi , Akuntansi
Bagikan
Ringkasan
Pembangunan tidak akan berjalan kalau tanpa dukungan investasi yang besar. Investasi yang besar dinegara kita salah satunya diperoleh dari sektor pajak. Pajak merupakan faktor yang dominan dalam hal penerimaan negara. Akan tetapi hal ini juga tidak terlepas dari Wajib Pajak yang melakukan Tax Avoid. Dengan banyaknya Wajib Pajak yang melakukan Tax Avoid, setidaknya akan merugikan negara. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan UU No. 19 tahun 2000, tentang penagihan pajak dengan Surat Paksa. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan penerimaan pajak sebelum dan sesudah penagihan pajak dengan surat paksa di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees. Metode penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif. Teknik pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan uji t berpasangan (Paired Sample T Test), uji hipotesis dan juga menggunakan aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) 10.0 for Windows untuk memperkuat perhitungan secara manual. Dari hasil analisis dan teknik pengujian statistik dengan menggunakan uji t berpasangan (Paired Sample T Test), menunjukan tidak adanya perbedaan antara penerimaan pajak sebelum dan sesudah penagihan pajak dengan surat paksa. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan penerimaan pajak sebelum dan sesudah penagihan pajak dengan surat paksa.
Ringkasan Alternatif
Pembangunan tidak akan berjalan kalau tanpa dukungan investasi yang besar. Investasi yang besar dinegara kita salah satunya diperoleh dari sektor pajak. Pajak merupakan faktor yang dominan dalam hal penerimaan negara. Akan tetapi hal ini juga tidak terlepas dari Wajib Pajak yang melakukan Tax Avoid. Dengan banyaknya Wajib Pajak yang melakukan Tax Avoid, setidaknya akan merugikan negara. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan UU No. 19 tahun 2000, tentang penagihan pajak dengan Surat Paksa. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan penerimaan pajak sebelum dan sesudah penagihan pajak dengan surat paksa di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees. Metode penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif. Teknik pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan uji t berpasangan (Paired Sample T Test), uji hipotesis dan juga menggunakan aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) 10.0 for Windows untuk memperkuat perhitungan secara manual. Dari hasil analisis dan teknik pengujian statistik dengan menggunakan uji t berpasangan (Paired Sample T Test), menunjukan tidak adanya perbedaan antara penerimaan pajak sebelum dan sesudah penagihan pajak dengan surat paksa. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan penerimaan pajak sebelum dan sesudah penagihan pajak dengan surat paksa.
Sumber
Judul Serupa
  • Efektivitas Penagihan dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Tegallega
  • Analisis Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Tingkat Penerimaan Pendapatan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying
  • Pelaksanaan penagihan pajak dengna surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Raya