Di Indonesia telah terjadi perubahan peraturan SNI gempa dan SNI beton. Perubahan ini menyebabkan perbedaan parameter pada perhitungan. Sehingga gedung eksisting yang dirancang dengan peraturan lama, harus dianalisis ulang dengan peraturan terbaru. Gedung F dibangun pada tahun 2008 dan dirancang dengan SNI 1726:2002 dan SNI 2847:2002. Pada penulisan karya tulis ini, gedung tersebut dianalisis dengan peraturan baru, yaitu SNI 1726:2019 dan SNI 2847:2019. Setelah dilakukan analisis pada gedung F, terdapat banyak elemen kolom dan balok yang tidak memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas pada balok maupun kolom. Perbaikan dengan concrete jacketing dipilih sebagai peningkatan kinerja yang mampu meningkatkan kapasitas aksial, lentur dan geser pada kolom, serta meningkatkan kekakuan kolom, sedangkan pada balok dipilih perkuatan FRP yang mampu meningkatkan kapasitas lentur dan geser.

In Indonesia there has been a change in the SNI earthquake and concrete SNI regulations. This change causes different parameters in the calculation. Existing buildings designed with old regulations should be re-analyzed with the latest regulations. Building F was built in 2008 and designed with SNI 1726: 2002 and SNI 2847: 2002. In this paper, the building is analyzed with new regulations, namely SNI 1726: 2019 and SNI 2847: 2019. After analyzing building F, there are many column and beam elements that do not meet the requirements. Therefore, it is necessary to increase the capacity of beams and columns. Retrofitting with concrete jacketing is chosen as a reinforcement that can increase the axial, bending and shear capacities of the column, as well as increase the stiffness of the column. Meanwhile, for the beam, FRP retrofitting is selected which can increase the bending and shear capacities.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-muhammadiq-12429