Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Campuran Tanah Lempung dengan Menggunakan Expanded Polystyrene (EPS) dan Fly Ash (FA) sebagai Alternatif Timbunan Ringan pada Lapisan Subgrade
Reni Rahmawati (2017) | Tugas Akhir | Teknik Sipil
Bagikan
Ringkasan
Tanah lunak tidak digunakan sebagai timbunan di proyek pembangunan karena memiliki nilai CBR yang kecil dengan berat isi kering yang relatif besar sehingga menambah kemungkinan terjadinya kegagalan daya dukung pada tanah dasar. Untuk itu, tanah lunak yang berjenis lempung diganti oleh tanah dari luar sebagai bahan timbunan dan menimbulkan penambahan biaya. Agar tanah lunak yang sebelumnya dapat dijadikan sebagai subgrade untuk perkerasan jalan, maka penambahan expanded polystyrene (EPS) dan flyash (FA) perlu dicoba untuk diteliti. Penelitian itu dilakukan dengan pengujian CBR di laboratorium pada campuran tanah, fly ash (FA) dan expanded polystyrene (EPS). Komposisi campuran tersebut dilakukan setiap penambahan EPS sebanyak 0%; 0,25%; 0,5%; 0,75% dengan curing time 3, 7, 14, 21 hari. Dalam penelitian ini, komposisi untuk FA ditetapkan sebesar 16%, yang diambil dari beberapa penelitian terdahulu. Dari ke-empat komposisi tersebut, komposisi empat yaitu penambahan EPS sebanyak 0,75% dengan lama curing time 14 hari merupakan komposisi yang optimal karena memiliki nilai CBR lebih besar dan ɣd yang lebih kecil dari tanah asli dengan nilai CBR pada keadaan unsoaked sebesar 2.84% dengan ɣd sebesar 1,03 gr/cm3 dan pada keadaan soaked sebesar 2.27% dengan ɣd sebesar 1,06 gr/cm3. Nilai CBR tersebut kemudian di implementasikan dengan menghitung perkerasan kaku dan perkerasan lentur. Berdasarkan perhitungan dengan nilai CBR tanah asli dan campuran, nilai CBR mempengaruhi tebal perkerasan. Perbedaan tebal pada perkerasan kaku sebesar 62 mm dan pada perkerasan lentur sebesar 640 mm. Dengan demikian konstruksi perkerasan baik kaku maupun lentur akan berkurang, sehingga mengurangi beban yang berada diatas tanah dasar. Saran yang diberikan untuk penelitian yang sejenis yaitu perlu ditambahkannya semen sebagai aktivasi flyash, agar fly ash memiliki kinerja yang lebih. Sehingga dapat memaksimalkan hasil dari nilai CBR campuran. Kata kunci: tanah lunak, flyash, expanded polystyrene, CBR.
Ringkasan Alternatif
Clay is not used as embankment in construction project, because it has low CBR value with high dry density value, so the possibility of failure load-bearing capacity at subgrade. So, the soft soil with the type of clay will be replaced by selected material as embankment and the impact increasing cost. So the clay soil previously can be used as subgrade for pavement, then the addition of expanded polystyrene (EPS) and fly ash (FA) need to try by this research. The research was done by testing CBR in laboratory on the soil mixture, fly ash (FA), and expanded polystyrene (EPS). The composition was done by addition of EPS as a mixture as 0 %; 0.25 %; 0.5 %; 0.75 % with curing time 3, 7, 14, 21 days. In this study, composition for FA set as much as 16%, based on some previous researches. Of such four composition, the fourth compositions with addition of EPS as much as 0.75 % with curing time 14 day, is optimum composition because high CBR value and low ɣd if compare to soft soil with CBR value on the condition of un-soaked 2.84 % with ɣd 1.03 gr/cm3 and the condition of soaked 2.27 % with ɣd 1.06 gr/cm3. After that, the CBR value is implemented by calculating rigid pavement and flexible pavement. based on calculation with soft soil and mixed soil, CBR value influence the pavement thickness. The different of rigid pavement thickness 62 mm and flexible pavement 640 mm. So construction of pavement both rigid and flexible can be reduced, so reduced the load that is on the subgrade. The advice given for a similar research is by adding cement as the activation of the fly ash has more performance, so that it can maximize the result of the CBR value of the mixture. Keywords: clay, fly-ash, expanded polystyrene, CBR.
Sumber