Penelitian bermaksud untuk mengetahui Citra Politik Perempuan Sunda Ineu Purwadewi Sundari Ketua DPRD Jawa Barat Periode 2014-2019) Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, studi pustaka, observasi, dan internet searching. Adapun teknik analisis data yang dilakukan, melalui beberapa tahap yaitu reduksi data, pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Simbol politik perempuan Sunda Ineu Purwadewi Sundari Ketua DPRD Jawa Barat Periode 2014-2019 Ketiga instrumen dari simbol politik, yakni simbol pakaian, simbol warna, simbol bahasa, yang dipakai Ineu Purwadewi Sundari Ketua DPRD Jawa Barat periode 2014-2019 dapat dikatakan sebagai “pseudo simbol politik perempuan Sunda” yaitu simbol politik kepura-puraan atau palsu. Untuk itu, maka simbol politik yang bersifat “pseudo simbol politik” akan berbuah pada “quasi simbol politik” yakni simbol politik yang semu. Orientasinya jangka pendek dan pragmatis. Sedangkan Identitas politik perempuan Sunda Purwadewi Sundari Ketua DPRD Jawa Barat Periode 2014-2019 dapat dikatakan “pseudo identitas politik” yakni kepura-puraan atau palsu serta bagaimana ke-Sundaan dalam ruang politik tidak lagi dijadikan landasan hidup. Identitas politik yang seharusnya dipelihara dan di implementasikan pada ruang politik. Simpulan penelitian menunjukan Pragmatisme citra politik manakala simbol politik dan identitas politik hanya dijadikan sebuah eksploitasi bagaimana nilai-nilai keSundaan dalam ruang politik tidak lagi dijadikan landasan hidup yang seharusnya di dipelihara dan di implementasikan pada ruang tersebut, hanya dieksploitasi untuk kepentingan pragmatis. Saran yang dapat peneliti berikan, dapat dijadikan bahan pemikiran bagi Ineu Purwadewi Sundai Ketua DPRD Jawa barat Periode 2014-2019 bagaimana membangun citra politik yang baik.

The research intends to find out political image Sundanese women Ineu Purwadewi Sundari chief of the DPRD West Jawa 2014-2019 period). The research used a qualitative method with case study approach. Data obtained through in-depth interviews, literature study, observation, and internet searching. The data analysis techniques performed, through several stages of data reduction, data collection, data presentation, conclusion, and evaluation. The results of this research show that the political symbol of Sundanese women Ineu Purwadewi Sundari Chairman of DPRD West Java 2014-2019 Period. The three instruments of political symbols, which is the symbol of clothes, the color symbol, language symbol used Ineu Purwadewi Sundari Chairman of DPRD West Java 2014-2019 period. It is said to be "Pseudo political symbol of the Sundanese women" which is a political symbol of false or false. For that, then the political symbols that are "pseudo political symbols" can be regarded as “quasi political symbol” that is a false political symbol. The Orientation is shortterm and pragmatic orientation. While the political identity of Sundanese women Purwadewi Sundari Chairman of DPRD West Java 2014-2019 Period can be said "Pseudo political identity" ie pretense or false And how the Sundanes in the political space is no longer used as the basis of life, political identity that should be maintained and implemented In the political space. The conclusion of research shows Pragmantisme political image when political symbols and political identity is only used as an exploitation of how Sundanese values in political space are no longer used as the platform of life that should be maintained and implemented in that space, only being exploited for the purposed of pragmantis. Suggestions that researchers can provide, can be used as material forethough Ineu Purwadewi Sundari Chairman of DPRD West Java 2014-2019 Period how to build a good political image.

https://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-debysriapr-38332