Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Diplomasi Indonesia Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Tiongkok Ke Indonesia (2014-2016)
Nia Siti Ratnasari NIM. (2017) | Skripsi | Hubungan Internasional
Bagikan
Ringkasan
Sejak 2012 wisatawan asal Tiongkok menjadi sumber utama pasar pariwisata dunia yang terus mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Wisatawan Tiongkok membentuk kelompok konsumen yang cukup besar dan diakui sebagai pembelanja terbesar dan paling menguntungkan di dunia. Sejak pergantian abad 20, telah terjadi peningkatan pesat dalam jumlah perjalanan luar negeri yang dilakukan oleh wisatawan Tiongkok dari 10 juta orang yang melakukan perjalanan ke negara lain pada tahun 2000, menjadi lebih dari 100 juta pada periode sekarang ini. Jumlah dan pengeluaran wisatawan Tiongkok yang tinggi, menjadi daya tarik dan menjadi rebutan bagi setiap negara untuk menarik wisatawan asal Tiongkok, tidak terkecuali Indonesia. Namun, potensi wisatawan Tiongkok tersebut belum dapat Indonesia manfaatkan dengan baik sampai sekarang ini. Kedatangan turis Tiongkok ke Indonesia masih sangat kecil jumlahnya jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Singapura dan Malaysia yang dapat lebih banyak menarik wisatawan Tiongkok ke negaranya. Sehingga untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok, Indonesia berupaya melakukan Multitrack Diplomacy yang melibatkan berbagai pihak melalui First Track Diplomacy, Second Track Diplomacy, Third Track Diplomacy, Fourth Track Diplomacy, Fifth Track Diplomacy dan Ninth Track Diplomacy mengingat terdapat potensi pendapatan yang tinggi yang dapat diperoleh Indonesia dari kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sebagian besar data dikumpulkan dari studi pustaka, penelusuran website, dan dari hasil wawancara dengan Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa diplomasi yang dilakukan Indonesia melalui Multitrack Diplomacy, berhasil dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia, namun jumlahnya masih sedikit jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
Ringkasan Alternatif
Since 2012 tourists from China became the main source of world tourism market which continues to experience tremendous growth. Chinese tourists form a sizeable consumer group and recognized as the largest and most profitable shopper in the world. Since the turn of the 20th century, there has been a rapid increase in the number of overseas trips made by Chinese tourists from 10 million people traveling to other countries in 2000, to more than 100 million in the current period. The high number and expenditure of Chinese tourists, become a fascination and a battle for each country to attract tourists from China, including Indonesia. However, the potential Chinese tourists have not been able to maximize by Indonesia until now. The number of arrival Chinese tourists to Indonesia is still very small when compared with other ASEAN countries such as Thailand, Singapore and Malaysia which can attract more Chinese tourists to the country. Therefore, in order to increase the number of Chinese tourists visit, Indonesia is seeking Multitrack Diplomacy involving various parties through First Track Diplomacy, Second Track Diplomacy, Third Track Diplomacy, Fourth Track Diplomacy, Fifth Track Diplomacy and Ninth Track Diplomacy. Considering there is a high income potential that Indonesia can get from China's tourist visits to Indonesia. The Methods in this research use qualitative methods. Much of the data was collected from literature studies, website tracking, and from interviews with the Directorate for Asia Pasific Tourism Promotion Deputy Minister for International Marketing, Ministry of Tourism. The results showed that IndonesiaÂ’s diplomacy through Multitrack Diplomacy, succeeded in increasing the number of Chinese tourists visit to Indonesia, but the number is still small compared to other ASEAN countries.
Sumber