Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Diskursus Kekuasaan Pada Tembang Kinanthi Dalam Serat Wulang Reh Karya Kanjeng Sri Susuhunan Pakubuwana IV (Studi Hermeneutika Kritis Jurgen Haberms Mengenai Diskursus Kekuasaan Pada Tembang Kinanthi Dalam Serat Wulang Reh Karya Kanjeng Sri Susuhunan Pakubuwana IV dalam Buku Karangan Darusuprapta)
Ragil Wisnu Saputra NIM. (2014) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kepentingan terselubung yaitu kekuasaan yang terdapat dalam teks Pupuh Tembang Kinanthi dalam Serat Wulang Reh Karya Kanjeng Sri Susuhunan Pakubuwana IV. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dimunculkan beberapa pertanyaan tentang bagaimana bahasa, pengalaman dan tindakan terhadap Teks Pupuh Tembang Kinanthi Serat Wulang Reh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian Hermeneutika Kritis yang dikemukan oleh Jurgen Habermas. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan dokumentasi, wawancara mendalam, studi kepustakaan dan penelusuran data online. Teknik penentuan informan menggunakan metode purposive sampling dengan pertimbangan, yaitu para informan mengetahui banyak informasi seputar teks yang diteliti. Hasil penelitian, ekspresi bahasa menunjukan “Tembang Kinanthi” adalah pupuh yang digunakan sebagai wejangan atau perintah dengan menggunakan permainan bahasa, bahasa sebagai praktik sosial, bahasa sebagai strategi dan pertarungan simbolik dan bahasa sebagai media jual beli. Pengalaman, Pakubuwana IV sengaja menciptakan hubungan antar masyarakat yang dijadikan patokan untuk menghadirkan sebuah konsensus. Tindakan, adanya empat tindakan yang disinyalir dapat membongkar kekuasaan pada teks tersebut, yaitu tindakan teleologis, dramaturgi, normatif dan komunikatif. Kesimpulan, membuktikan bahwa kepentingan terselubung itu merupakan kekuasaan tersembunyi yang ditulis dengan tingkat kesadaran dan pemahaman yang tinggi oleh pengarang Serat Wulang Reh. Saran, diharapkan masyarakat mampu mencerna pesan dari teks tidak hanya sebagai tulisan yang hadir tanpa adanya maksud tertentu saja, karena hadirnya sebuah teks selalu berhubungan dengan relasi kuasa.
Ringkasan Alternatif
This research aims to know the existence of the covert interests namely the powers contained in the text of the Pupuh Tembang Kinanthi Serat Wulang Reh in Paper Kanjeng Sri Susuhunan Pakubuwono IV. To achieve these goals then presented several questions about how the language, experience and action against Pupuh Tembang Kinanthi Text Serat Wulang Reh. This research uses a qualitative approach to the design of research critical Hermeneutics has been said by Jurgen Habermas. Data collection techniques used by doing in-depth interviews, documentation, studies, libraries and search data online. Techniques of determination of purposive sampling method using informants with consideration, namely the informants know much information about text that is examined. Results of the research, expression of the language shows the “Tembang Kinanthi” is the pupuh which was used as a discourse or commands by using the language game, language as social practices, language as symbolic strategy and fight and the language as a medium of buying and selling. Pakubuwono IV experience, deliberately creating relationships between society, which provided a benchmark for presenting a consensus. Action, the existence of four actions that allegedly can dismantle the power in the text, i.e., action teleologis, dramaturgi, normative and communicative. In conclusion, proving that it was a thinly veiled interest hidden powers which are written with a level of awareness and understanding by the author of Serat Wulang Reh. The Suggestions, hopefully the peoples can digest a message from the text is not only a writing that present course, without any specific intentions because the presence of a text always associated with relation of power
Sumber