Kenaikan temperatur air pada saluran distribusi chiller akan menyebabkan pemborosan energi yang digunakan chiller. Oleh karena itu peran insulasi dalam mempertahankan temperatur air pada saluran distribusi pipa merupakan hal yang penting. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis efektifitas insulasi pada saluran distribusi chiller dan menghitung jumlah kerugian yang diakibatkan oleh kenaikkan temperatur pada saluran distribusi chiller. Mesin yang digunakan pada penelitian ini adalah saluran distribusi pada chiller tipe CVHG 1100TR di pusat perbelanjaan Bandung Electronic Center (BEC). Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan rugi kalor aktual dan rugi kalor ideal pada saluran distribusi chiller kemudian menghitung kerugian yang ditanggung oleh BEC akibat kenaikkan temperatur. Hasil dari penelitian ini adalah saluran distribusi chiller tipe CVHG 1100TR di BEC memiliki insulasi yang kurang baik karena perbandingan rugi kalor aktual pada saluran distribusi chiller lebih besar dibandingkan dengan rugi kalor ideal. Kenaikan temperatur rata-rata pada saluran distribusi pipa supply adalah 0,20oC dan pada saluran distribusi pipa return yaitu sebesar 0,23oC. Selisih antara rugi kalor aktual dan rugi kalor ideal pada saluran supply sebesar 189,398 kW, sedangkan selisih rugi kalor aktual dan rugi kalor ideal pada saluran return sebesar 254,102 kW. Kerja kompresi yang dipakai untuk menanggung rugi kalor yaitu sebesar 63,27 kW. Kemudian estimasi kerugian yang ditanggung BEC akibat kenaikkan temperatur dalam satu bulan mencapai ± Rp. 20.879.100 (Dua Puluh Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Seratus Rupiah). Kata Kunci: Chiller, Insulasi, Rugi Kalor, Rugi kalor ideal, Kenaikkan Temperatur.

Increasing the water temperature on the chiller distribution line will cause energy waste to be used by the chiller. Therefore the role of insulation in maintaining water temperature in pipeline distribution is important. This research was conducted with the aim of analyzing the effectiveness of insulation in the chiller distribution channel and calculating the amount of losses caused by increasing the temperature ib the chiller distribution line. The machine used in this study is the distribution channel in the CVHG 1100TR type chiller in an Bandung Electronic Center. This research was conducted by comparing the actual heat loss and heat loss which should in the losses borne by the BEC due to rising temperatures. The results of this study are that the CVHG 1100TR chiller distribution channel in BEC has poor insulation because the ratio of actual heat loss in the chiller distribution channel is greater than the ideal heat loss. Temperature rise in the supply line and return line are 0,20oC and 0,23oC. The difference between actual heat loss and ideal heat loss on the supply line is 189,398 kW, Work of compressor use to bear heat losses of 63,27kW. While the difference between actual heat loss and ideal heat loss in the return line is 254,102 kW. Then the estimated loss borne by the BEC is because the temperature increase in one month reaches ± Rp. 20.879.100 (Twenty Million Eight Hundred Seventy Nine Thousand One Hundred Rupiah). Keywords: Chiller, Insulation, Actual heat loss, Ideal heat loss, Temperature rise.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-popynovita-12124