Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
FENOMENA HOMOSEKSUAL (GAY) DITINJAU DARI PROSES KOMUNIKASI DAN EKSISTENSINYA DI BANDUNG
SIGIT IRAWAN NIM. (2009) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah fenomena homoseksual (gay) ditinjau dari proses komunikasi dan eksistensinya di Bandung Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, studi pustaka dan internet searching. Populasi untuk penelitian ini adalah kaum homoseksual (gay) di Bandung dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah lima orang gay. Teknik analisis data dilakukan dengan penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian, dan menganalisa hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses komunikasi gay terjadi dengan menggunakan bahasa “gayâ€� yang hanya diketahui oleh kaum gay itu sendiri. Penggunaan teknologi komunikasi sangat membantu gay dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesamanya untuk menjaga eksistensinya. Media massa seperti internet, film, novel, dan buletin ada yang dibuat khusus untuk gay. Ada dua faktor utama dalam pembentukan sifat-sifat homoseksual yakni faktor intern yang bersifat biologis seperti hormonal dan genetik serta faktor ekstern bersifat sosiopsikologi seperti kebudayaan dan lingkungan. Di Bandung terdapat organisasi atau komunitas gay formal yang memiliki badan hukum dan ada juga komunitas gay nonformal dengan akses terbatas. Banyak gay yang mengaktualiasikan diri di berbagai ruang publik atau tempat-tempat khusus gay. Ciri yang dapat mengidentifikasi gay dilihat dari fisik, penampilan, bahasa dan lingkungannya. Pemenuhan hasrat gay layaknya heteroseksual seperti pengaplikasian perhatian dan kasih sayang. Sampai saat ini tidak ada metode khusus yang dinyatakan ampuh dalam menyembuhkan sifat gay tetapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti, rekayasa genetika, hipnoterapi, terapi konversi, dan selektifitas lingkungan. Sampai saat ini masyarakat masih menyimpan tabu yang besar untuk kaum gay, pengarahan dan pemahaman tentang homoseksual akan membuka pola pikir baru masyarakat terhadap homoseksual (gay). Kaum gay hanya ingin mendapatkan perlakuan dan pengakuan yang adil. Saran untuk kaum homoseksual (gay) yakni pahami orientasi seksual diri dengan baik, berkarya dibidangnya masing-masing, menerapkan hubungan intim yang aman. Saran untuk masyarakat yakni tidak menjustifikasi gay dan cenderung berprasangka buruk, coba untuk dapat menerima dan memahami gay secara positif, dan tidak membatasi ruang gerak gay. Saran untuk penelitian serupa yakni pahami keadaan homoseksual (gay) dengan baik, bersikap terbuka dan objektif, komunikasi dan eksistensi gay yang dinamis selalu menjadi wacana baru untuk diteliti.
Ringkasan Alternatif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah fenomena homoseksual (gay) ditinjau dari proses komunikasi dan eksistensinya di Bandung Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, studi pustaka dan internet searching. Populasi untuk penelitian ini adalah kaum homoseksual (gay) di Bandung dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah lima orang gay. Teknik analisis data dilakukan dengan penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian, dan menganalisa hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses komunikasi gay terjadi dengan menggunakan bahasa “gayâ€� yang hanya diketahui oleh kaum gay itu sendiri. Penggunaan teknologi komunikasi sangat membantu gay dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesamanya untuk menjaga eksistensinya. Media massa seperti internet, film, novel, dan buletin ada yang dibuat khusus untuk gay. Ada dua faktor utama dalam pembentukan sifat-sifat homoseksual yakni faktor intern yang bersifat biologis seperti hormonal dan genetik serta faktor ekstern bersifat sosiopsikologi seperti kebudayaan dan lingkungan. Di Bandung terdapat organisasi atau komunitas gay formal yang memiliki badan hukum dan ada juga komunitas gay nonformal dengan akses terbatas. Banyak gay yang mengaktualiasikan diri di berbagai ruang publik atau tempat-tempat khusus gay. Ciri yang dapat mengidentifikasi gay dilihat dari fisik, penampilan, bahasa dan lingkungannya. Pemenuhan hasrat gay layaknya heteroseksual seperti pengaplikasian perhatian dan kasih sayang. Sampai saat ini tidak ada metode khusus yang dinyatakan ampuh dalam menyembuhkan sifat gay tetapi ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti, rekayasa genetika, hipnoterapi, terapi konversi, dan selektifitas lingkungan. Sampai saat ini masyarakat masih menyimpan tabu yang besar untuk kaum gay, pengarahan dan pemahaman tentang homoseksual akan membuka pola pikir baru masyarakat terhadap homoseksual (gay). Kaum gay hanya ingin mendapatkan perlakuan dan pengakuan yang adil. Saran untuk kaum homoseksual (gay) yakni pahami orientasi seksual diri dengan baik, berkarya dibidangnya masing-masing, menerapkan hubungan intim yang aman. Saran untuk masyarakat yakni tidak menjustifikasi gay dan cenderung berprasangka buruk, coba untuk dapat menerima dan memahami gay secara positif, dan tidak membatasi ruang gerak gay. Saran untuk penelitian serupa yakni pahami keadaan homoseksual (gay) dengan baik, bersikap terbuka dan objektif, komunikasi dan eksistensi gay yang dinamis selalu menjadi wacana baru untuk diteliti.
Sumber