Air tanah merupakan sumber air baku yang sangat penting. Pengambilan air tanah yang berlebihan dapat menimbulkan masalah yang kompleks. Pengukuran ketinggian permukaan air tanah diperlukan untuk mengetahui posisi air tanah di suatu daerah. Penelitian ini membahas mengenai penurunan muka air tanah pada tahun 2003 hingga tahun 2017 di Wilayah DKI Jakarta. Data penelitian diperoleh dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air serta mengikuti pengukuran langsung di lapangan. Dari hasil yang diperoleh, muka air tanah di Wilayah DKI Jakarta bervariasi. Dari 23 titik sumur yang ditinjau, 10 sumur berada pada kondisi stabil, 10 sumur mengalami perubahan yang signifikan, dan 3 sumur berada pada kondisi baik. Ekstraksi air tanah mengalami penurunan terbesarnya pada tahun 2010. Jumlah ekstraksi yang menurun setiap tahun berpengaruh terhadap kenaikan muka air tanah, namun butuh beberapa tahun untuk air tanah mengisi kembali akuifernya. Kata Kunci: Air tanah, muka air tanah, akuifer.

Groundwater is very important source for many people. Over extraction of groundwater may cause complex problems. Measurement of groundwater surface are required to determine the position of groundwater in an area. This research is explain about decrease of groundwater level at DKI Jakarta on 2003 until 2017. Research data obtained from Research and Development Center of Water Resources and also field measurement. From 23 well points, there are 10 wells are in stable condition, 10 wells are experienced significant changes, and 3 wells are in good condition. Groundwater extraction experienced the greatest decrease in 2010. The decreasing amount of extraction each year has an effect on the rise of groundwater level, but groundwater may take several years to replenish the aquifer. Keywords: Groundwater, groundwater level, aquifer.

http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-faisaladhi-8412