Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Identifikasi Pola Pergerakan Orang Dan Barang Antara Kota Surabaya Dengan Kota-Kota Di Indonesia Timur
Noldy Januar Djami NIM. (2018) | Skripsi | Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota , Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota , Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota , Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota , Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Bagikan
Ringkasan
ergerakan orang dan barang yang terjadi khususnya yang menuju Indonesia Timur rata-rata yang terbesar adalah yang melalui Kota Surabaya. Pola pergerakan orang dan barang membuat pergerakan yang tercipta dengan didukungnya dari faktor jasa transportasi yang memadahi membuat Kota Surabaya menjadi salah satu pintu atau penghubung antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola pergerakan orang dan barang antara Kota Surabaya dengan kota-kota di Indonesia Timur melihat dari data Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) yang berasal dari Kota Surabaya menuju kota-kota di Indonesia Timur terkhusus pada Kota Mataram, Kota Kupang, Kota Makassar, Kota Manado, Kota Ambon, dan Kota Sorong. Untuk metode penelitiannya penulis menggunakan metode Mixed Method atau meode campuran. Dan untuk analisisnya menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Dimana penulis hanya menggunakan data sekunder berupa data ATTN 2011, data RIPN 2016, data dari BPS masing-masing kota, dan studi literatur atau referensi lainnya seperti jurnal dan internet. Pola pergerakan orang yang dari Kota Surabaya paling besar adalah Kota Mataram (88.957 orang/tahun) dan Kota Makassar (63.702 orang/tahun). Sedangkan untuk pergerakan barang yang dari Kota Surabaya paling besar adalah Kota Mataram (165.780 ton/tahun) dan Kota Makassar (145.096 ton/tahun). Sedangkan yang menuju Kota Surabaya baik orang maupun barang lebih di dominasi oleh pergerakan orang dan barang dari Kota Makassar dan Kota Mataram. Hubungan Pola pergerakannya dimana dilihat dari mikro dimana setiap Kota yang menjadi tujuan pergerakan orang dan barang tersebut merupakan Ibu Kota dan memilki bandaran berkelas Nasional dan Internasional, serta pelabuhan yang memiliki hirarki kelas utama dan kelas pengumpul. Sedangkan dari sektor makronya ketika di bandingkan maka pergerakan yang dari Kota Surabaya lebih besar yang menuju Indonesia Timur ketimbang pergerakan yang terjadi dari kota lainnya. Dari pergerakannya menyimpulkan bahwa Kota Surabaya merupakan kota penghubung yang menuju ke Indonesia Timur sehingga pertumbuhan di Indonesia timur ketimpangannya tidak terlalu jauh dari Indonesia bagian Barat.
Ringkasan Alternatif
The movement of people and goods that occur especially towards the largest average East Indonesia is through Surabaya. The pattern of movement of people and goods makes the movement created by the support of adequate transportation service factors making Surabaya City one of the doors or links between western Indonesia and eastern Indonesia.This study aims to identify patterns of movement of people and goods between the city of Surabaya and cities in Eastern Indonesia seen from Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) originating from the city of Surabaya to cities in Eastern Indonesia, especially in the city of Mataram, City of Kupang. Makassar City, Manado City, Ambon City, and Sorong City. For the research method the author uses the Mixed Method method or mixed meode. And for the analysis using descriptive quantitative and qualitative descriptive analysis. Where the author only uses secondary data in the form of ATTN 2011 data, 2016 RIPN, data from the respective BPS cities, and literature studies or other references such as journals and the internet.The pattern of movement of people from the biggest city of Surabaya is Mataram City (88,957 people / year) and Makassar City (63,702 people / year). As for the movement of goods from the biggest city of Surabaya is the City of Mataram (165,780 tons / year) and the City of Makassar (145,096 tons / year). Whereas those who go to Surabaya city both people and goods are dominated by the movement of people and goods from Makassar City and Mataram City. The relationship of the movement pattern is seen from the micro where each city is the destination of the movement of people and goods is the capital city and has a national and international class, as well as a port that has a main class hierarchy and gathering class. Whereas from the macro sector when compared to the movement of the City of Surabaya is greater towards East Indonesia than the movements that occur from other cities. From the movement concluded that the city of Surabaya is a connecting city that leads to Eastern Indonesia so that the growth in eastern Indonesia is not too far from Western Indonesia.