Agropolitan dapat memajukan daerah terutama di Indonesia yang merupakan kawasan agraris yang tumbuh dan berkembang dengan adanya sebuah sistem agribisnis yang dapat membantu kegiatan pertanian. Kecamatan Lembang ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten pusat agribisnis Bandung Utara untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di bidang pertanian khususnya petani dan peternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan masalah dalam rantai pasok khusus petani dan peternak terhadap kegiatan pertanian petani dan peternak di Kecamatan Lembang. Untuk mencapai tujuan perlunya sasaran yakni, teridentifikasinya kebijakan agribisnis, teridentifikasinya kondisi eksisting sub sistem agribisnis serta teridentifikasinya potensi dan masalah rantai pasok khusus petani dan peternak di Kecamatan Lembang. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, desktiptif kuantitaf dan supply chain. Potensi rantai pasok khusus petani adalah desa wangunharja dan Cikidang yang menjual bibit dalam bentuk benih yang menambah nilai tambah petani. Sedangkan masalah rantai pasok khusus petani adalah tidak adanya olahan lanjutan dan bandar menjadi rantai pemasaran hasil pertanian ke kota-kota besar yang membuat berkurangnya nilai tambah petani. Potensi rantai pasok khusus peternak adalah KPSBU sebagai koperasi peternak membantu kegiatan peternak dari penjemputan, penjualan, distiribusi, pelatihan, kesehatan petani dan sapi, bahkan tunjangan kematian. Sedangkan masalah rantai pasok khusus peternak adalah peternak hanya sebagai penyedia bahan baku yaitu hasil susu murni.Dari sub sistem agribisnis di Kecamatan Lembang sudah dapat membantu kegiatan petani dan peternak. Akan tetapi, peran petani dan peternak dalam kegiatan pertanian sangat sedikit yang hanya sebagai penyedia bahan baku saja sehingga belum dapat membantu perekonomian mereka.

Agropolitan concept can drive the development of a regions, especially in Indonesia with majority of agrarian area that grow and developed with agribusiness system that helps agriculture activities. Lembang district stated as Strategic Regions Area to develop agribusiness center of North Bandung to raise community economic in agriculture fields especially for increase the economic of farmers in community.This research purposed to identify the potency and problem in supply chain of farmer activities in Lembang district. To reach the goals, thereÂ’s some targets includes to identify agribusiness policy, to identify existing condition of agribusiness subsystem, and to identify the potency and problem in supply chain of farmer activities in Lembang district. The method of this research used qualitative method. Data analysis of this research is descriptive qualitative analysis, descriptive quantitative and supply chain analysis.The potential area of supply chain of peasant in this study area is Wangunharja and Cikidang villages that sell shoots in form of seed that increase the value-added of peasants. Whereas the problems of supply chain of peasant activities is thereÂ’s no advanced processing of the product and the existence of croupier that become marketing chain of the product to big city that impact to reducing the value-added of farmers. The potency of supply chain of cattleman activities is KPSBU as cooperative place for farmers to help the activities from pick up, selling, distribution, training, the health of farmers and cows, even death benefit. Whereas the problems of supply chain of cattleman is cattleman has only a role as raw product provider, that raw material is pure milk.From agribusiness subsystem in Lembang district, it can help farmers activities. But, farmers role in agriculture activities are not enough because their role just to provide raw product and that role cannot help their economic enhancement.

https://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-muhammadje-40196