Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Kajian Pengaruh Perubahan Tinggi Beton Terhadap Suhu Dalam Beton
Rifqi Fauzi Kamal (2020) | Skripsi | Teknik Sipil
Bagikan
Ringkasan
Beton sangat banyak digunakan sebagai material dalam konstruksi bangunan karena dapat menopang beban bangunan lebih besar dan mudah untuk diaplikasikan pada berbagai macam konstruksi. Konstruksi beton dapat diterapkan pada bangunan berskala kecil hingga besar. Semakin besar konstruksi suatu bangunan, maka akan dibutuhkan volume beton yang lebih banyak sehingga semen yang digunakan juga semakin banyak mengakibatkan panas hidrasi pada beton semakin tinggi. Tingginya suhu hidrasi dapat mengakibatkan kegagalan pada konstruksi beton seperti susut dan rangkak. Tugas akhir ini bertujuan untuk merencanakan campuran beton menurut ACI 211.1 -1991 dan mengetahui besar pengaruh panas hidrasi semen pada ketebalan konstruksi beton berbeda yakni dengan ketebalan 20 cm, 40 cm, 60 cm, dan 80 cm serta waktu terjadinya panas hidrasi yang menyaratkan besarnya suhu maksimum beton setelah cor sebesar 70⁰C, perbedaan suhu ambient sebesar ≤20⁰C, dan perbedaan suhu yang mengakibatkan retak sebesar 40⁰C. Selain itu hasil perbandingan suhu terhadap waktu dibandingkan dengan grafik evolusi perubahan suhu yang terdapat empat tahap, yaitu tahap induksi dan disolusi, tahap akselerasi, tahap deselerasi, dan tahap steady. Tugas akhir ini juga menyusun Standar Operasional Prosedur untuk pengujian suhu pada beton. Hasil analisis menunjukan bahwa semakin besar ketebalan suatu konstruksi beton akan menghasilkan suhu maksimum, suhu minimum, dan suhu rata-rata yang semakin besar. Dari tiga lapisan beton yang diuji, lapisan tengah memiliki suhu paling besar karena suhu di dalam lapisan tersebut terjebak diantara lapisan atas dan bawah sehingga suhu sulit dilepaskan ke lingkungan. Benda uji melalui seluruh tahap yang terdapat pada grafik evolusi perubahan suhu yaitu tahap disolusi dan induksi, tahap akselerasi, tahap deselerasi dan tahap steady. Standar Operasional Prosedur yang disusun untuk pengujian suhu pada beton antara lain prosedur pelaksanaan praktikum di laboratorium, prosedur pelaksanaan penelitian dan tugas akhir, serta prosedur pengujian untuk pengguna jasa. Di dalam dokumen Standar Operasional Prosedur diatur mengenai tata tertib pekerjaan di laboratorium, metode pelaksanaan, serta kesehatan dan keselamatan kerja pelaksanaan pengujian. Kata kunci: beton, ketebalan, suhu, standar operasional standar.
Ringkasan Alternatif
Concrete is widely used as a material in building construction because its ability to support heavier buildings and easier to be applied in various types of construction. Concrete construction can be applied to small to large scale buildings. Greater building construction requires larger volume of concrete resulting increasing amount of cement so that will lead to greater hydration that occurs in the concrete itself. High temperature of hydration can lead to failure in concrete construction such as shrinkage and crawl. This undergraduate thesis aims to plan concrete mixtures according to ACI 211.1 - 1991 and assess the effect of cement hydration temperature on the thickness of concrete construction with thickness of 20 cm, 40 cm, 60 cm and 80 cm and the time of occurrence of hydration heat which requires maximum concrete temperature after cast at 70⁰C, the difference in ambient temperature is ≤20⁰C, and difference in temperature results in a crack of 40⁰C. Results of comparison of temperature to time also compared with graph of evolution of temperature changes which have four stages, induction and dissolution stage, the acceleration stage, the deceleration stage, and the steady stage. This undergraduate thesis also compiles Standard Operating Procedure for assessing temperature on concrete. The results of the analysis shows that the greater the thickness of a concrete construction will result in increasing maximum temperature, minimum temperature, and average temperature. Of the three concrete layers tested, the middle layer has the highest temperature because the temperature in the layer is trapped between the upper and lower layers so that the temperature is difficult to release into the environment. Test object through all stages in the graph of evolution of temperature changes, dissolution and induction stage, acceleration stage, deceleration stage and steady stage. Standard Operating Procedures compiled for temperature testing in concrete consists of procedures for laboratory practices, procedures for research conducting and undergraduate thesis, and procedures for services. Standard Operating Procedure regulates laboratory procedures, implementation methods, and work safety. Keywords: concrete, thickness, temperature, standard operating procedure.
Sumber