Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
KAMPANYE PENYULUHAN BRONKHITIS KRONIS (STUDI KECAMATAN CIPARAY)
IRA SUSSANTI (2007) | Skripsi | Desain Komunikasi Visual , Desain Komunikasi Visual
Bagikan
Ringkasan
Organ paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Penyakit Paru Obstruktif Menahun (disingkat PPOM) dimaksudkan pada sekelompok penyakit paru menahun yang mengakibatkan obstruksi jalan nafas yang bersifat irreversible oleh penyebab yang tidak diketahui pasti. Termasuk dalam kelompok ini : Bronkitis Menahun, Emfisema, Asma Menahun, (Bronkiektasis). Pada penyakit-penyakit tersebut diatas secara klinis sering tidak dapat dibedakan atau dipisahkan satu sama lain, tetapi memiliki persamaan dalam hal gangguan fisiologik yaitu obstruksi jalan nafas atau lebih tepat tahanan jalan nafas, baik yang disebabkan oleh penyempitan saluran nafas sendiri maupun oleh destruksi jaringan paru yang mengakibatkan hilangnya daya lenting. Di negara maju PPOM menempati kedudukan tertinggi dalam hal kekerapan dari penyakit-penyakit paru dan menimbulkan masalah sosial yang diakibatkan cacat pernafasan pada sebagian besar penderita dengan penyakit yang lanjut, menempati kedudukan ke 2 setelah penyakit jantung koroner. Bronkitis Menahun dapat didefinisikan sebagai keadaan klinis yang ditandai oleh sekeresi bronkus yang berlebihan dengan manifestasi batuk-batuk menahun produktif dan berulang. Manifestasi ini harus terdapat selama 3 bulan dalam 1 tahun dengan sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-turut. Bronkhitis disebabkan oleh virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). Di Indonesia, laporan-laporan mengenai PPOM belum banyak didapatkan, walaupun penyakit itu bukan penyakit yang jarang ditemukan. (Dr. Hadiarto, Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Unit Paru R.S. Persahabatan, Jakarta).
Ringkasan Alternatif
Organ paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Penyakit Paru Obstruktif Menahun (disingkat PPOM) dimaksudkan pada sekelompok penyakit paru menahun yang mengakibatkan obstruksi jalan nafas yang bersifat irreversible oleh penyebab yang tidak diketahui pasti. Termasuk dalam kelompok ini : Bronkitis Menahun, Emfisema, Asma Menahun, (Bronkiektasis). Pada penyakit-penyakit tersebut diatas secara klinis sering tidak dapat dibedakan atau dipisahkan satu sama lain, tetapi memiliki persamaan dalam hal gangguan fisiologik yaitu obstruksi jalan nafas atau lebih tepat tahanan jalan nafas, baik yang disebabkan oleh penyempitan saluran nafas sendiri maupun oleh destruksi jaringan paru yang mengakibatkan hilangnya daya lenting. Di negara maju PPOM menempati kedudukan tertinggi dalam hal kekerapan dari penyakit-penyakit paru dan menimbulkan masalah sosial yang diakibatkan cacat pernafasan pada sebagian besar penderita dengan penyakit yang lanjut, menempati kedudukan ke 2 setelah penyakit jantung koroner. Bronkitis Menahun dapat didefinisikan sebagai keadaan klinis yang ditandai oleh sekeresi bronkus yang berlebihan dengan manifestasi batuk-batuk menahun produktif dan berulang. Manifestasi ini harus terdapat selama 3 bulan dalam 1 tahun dengan sekurang-kurangnya 2 tahun berturut-turut. Bronkhitis disebabkan oleh virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). Di Indonesia, laporan-laporan mengenai PPOM belum banyak didapatkan, walaupun penyakit itu bukan penyakit yang jarang ditemukan. (Dr. Hadiarto, Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Unit Paru R.S. Persahabatan, Jakarta).
Sumber