Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL BETON DINGIN DENGAN BAHAN TAMBAH ASPAL BETON
Zico M.G. Siburian (2006) | Tugas Akhir | Teknik Sipil
Bagikan
Ringkasan
ABSTRAK
Salah satu cara mengurangi impor aspal adalah dengan memanfaatkan produk dalam negeri yaitu penggunaan aspal alam yang terdapat di pulau Buton Sulawesi Tenggara, biasa disebut Asbuton, yang merupakan daerah deposit aspal alam (Aspal Batu) terbesar di dunia. Namun pada kenyataannya, Asbuton tidak banyak digunakan untuk pembangunan jalan. Oleh karena itu, tujuan dari kajian ini adalah mengetahui karakteristik campuran Aspal Beton Dingin dengan memanfaatkan penggunaan Asbuton Lawele sebagai bahan tambah dan bahan substitusi. Metoda perencanaan campuran yang digunakan adalah metoda Marshall yang dimodifikasi. Modifikasi ini diperlukan dikarenakan adanya air pada aspal emulsi dan pada agregat sebelum dicampur dengan aspal. Dimana pada metoda ini ada tiga hal utama yang harus dicari selain persyaratan kualitas bahan yang dipergunakan, yaitu kadar air yang paling baik untuk penyelimutan agregat oleh aspal, kadar air optimum untuk pemadatan dan kadar aspal optimum yang memenuhi semua persyaratan campuran yang dipilih. Prinsip dasar pada pengujian ini adalah pemeriksaan kepadatan, penyerapan air, rongga total (Maximum total voids), rongga di antara mineral agregat (VMA), rongga di dalam campuran (VIM), stabilitas dan stabilitas sisa yang terbentuk dengan jumlah pemadatan sebanyak 50 tumbukan. Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium, didapatkan kadar air penyelimutan yang terbaik adalah 8 % sedangkan kadar air optimum untuk pemadatan adalah 5 %. Variasi kadar aspal masing-masing yang dipakai dari 5 - 7,5 % dengan interval 0,5 %, didapatkan kadar aspal optimum yaitu pada kadar aspal 7,39 % dengan karakteristik campuran yaitu kepadatan kering sebesar 2,013 gr/cc, kadar air penyerapan sebesar 2,29 %, rongga total (Maximum total voids) sebesar 6,61 %, rongga di antara mineral agregat (VMA) sebesar 34,05 %, stabilitas sebesar 777,28 kg dan stabilitas sisa sebesar 61,34 %.
Ringkasan Alternatif
ABSTRAK
Salah satu cara mengurangi impor aspal adalah dengan memanfaatkan produk dalam negeri yaitu penggunaan aspal alam yang terdapat di pulau Buton Sulawesi Tenggara, biasa disebut Asbuton, yang merupakan daerah deposit aspal alam (Aspal Batu) terbesar di dunia. Namun pada kenyataannya, Asbuton tidak banyak digunakan untuk pembangunan jalan. Oleh karena itu, tujuan dari kajian ini adalah mengetahui karakteristik campuran Aspal Beton Dingin dengan memanfaatkan penggunaan Asbuton Lawele sebagai bahan tambah dan bahan substitusi. Metoda perencanaan campuran yang digunakan adalah metoda Marshall yang dimodifikasi. Modifikasi ini diperlukan dikarenakan adanya air pada aspal emulsi dan pada agregat sebelum dicampur dengan aspal. Dimana pada metoda ini ada tiga hal utama yang harus dicari selain persyaratan kualitas bahan yang dipergunakan, yaitu kadar air yang paling baik untuk penyelimutan agregat oleh aspal, kadar air optimum untuk pemadatan dan kadar aspal optimum yang memenuhi semua persyaratan campuran yang dipilih. Prinsip dasar pada pengujian ini adalah pemeriksaan kepadatan, penyerapan air, rongga total (Maximum total voids), rongga di antara mineral agregat (VMA), rongga di dalam campuran (VIM), stabilitas dan stabilitas sisa yang terbentuk dengan jumlah pemadatan sebanyak 50 tumbukan. Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium, didapatkan kadar air penyelimutan yang terbaik adalah 8 % sedangkan kadar air optimum untuk pemadatan adalah 5 %. Variasi kadar aspal masing-masing yang dipakai dari 5 - 7,5 % dengan interval 0,5 %, didapatkan kadar aspal optimum yaitu pada kadar aspal 7,39 % dengan karakteristik campuran yaitu kepadatan kering sebesar 2,013 gr/cc, kadar air penyerapan sebesar 2,29 %, rongga total (Maximum total voids) sebesar 6,61 %, rongga di antara mineral agregat (VMA) sebesar 34,05 %, stabilitas sebesar 777,28 kg dan stabilitas sisa sebesar 61,34 %.