Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
KARAKTERISTIK PERGERAKAN PENDUDUK KOTA BEKASI YANG BERBATASAN LANGSUNG DENGAN DKI JAKARTA TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN DAN SANDANG
MUHAMMAD RIDWAN ASMAR (2008) | Skripsi | Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota , Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota , Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota , Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Bagikan
Ringkasan
Fasilitas perdagangan pangan dan sandang di Kota Bekasi yang berbatasan dengan DKI Jakarta (bagian barat Kota Bekasi) perkembangannya kurang signifikan, di bandingkan dengan perkembangan perumahan yang lebih pesat. Dalam memilih lokasi berbelanja, baik pangan maupun sandang, ada berbagai pertimbangan yang berbeda, yang mencerminkan karakteristik pergerakan. Dengan posisi tempat tinggal yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, penduduk Kota Bekasi minimal mempunyai 2 (dua) pilihan lokasi berbelanja pangan dan sandang, yaitu di Kota Bekasi atau DKI Jakarta, dengan berbagai perilaku berbelanja dan pola pergerakan. Tujuan tugas akhir ini adalah mengidentifikasi karakteristik pergerakan penduduk Kota Bekasi yang berbatasan dengan DKI Jakarta dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang. Sedangkan sasarannya adalah identifikasi lokasi tujuan berbelanja penduduk di wilayah studi dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, identifikasi perilaku berbelanja penduduk di wilayah studi dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, identifikasi pola pergerakan berbelanja penduduk di wilayah studi dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dan identifikasi hubungan antar variabel-variabel pemilihan lokasi berbelanja yang termasuk ke dalam faktor aksesibilitas dengan variabel-variabel perilaku berbelanja yang diduga memiliki keterkaitan dengan cara metode tabulasi silang. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis adalah, bahwa fasilitas perdagangan pangan yang terdapat di Kota Bekasi menjadi pilihan oleh sebagian besar penduduk di wilayah studi. Untuk pemenuhan kebutuhan sandang, penduduk di wilayah studi menggunakan fasilitas perdagangan sandang yang terdapat di Kota Bekasi. Waktu berbelanja kebutuhan pangan sebagian besar penduduk di wilayah studi adalah pada waktu pagi hari dengan frekuensi yang beragam dan menggunakan kendaraan umum dan jalan kaki. Sedangkan penduduk yang berbelanja kebutuhan pangan pada waktu sore hari adalah penduduk yang berbelanja setelah pulang dari kantor. Pola pergerakan berbelanja kebutuhan pangan dimulai dari rumah menuju lokasi berbelanja dan langsung pulang ke rumah. Sedangkan pola pergerakan tujuan kombinasi dilakukan oleh penduduk yang bekerja. Waktu berbelanja kebutuhan sandang sebagian besar penduduk di wilayah studi adalah pada waktu sore hari dengan frekuensi yang tidak tentu dan menggunakan kendaraan pribadi. Pola pergerakan berbelanja kebutuhan sandang dimulai dari rumah menuju lokasi berbelanja dan langsung pulang ke rumah. Dari hasil kesimpulan dapat menunjukkan bahwa fungsi Kota Bekasi sebagai kota pengimbang DKI Jakarta telah berjalan bila dilihat dari aspek pemilihan lokasi berbelanja kebutuhan pangan dan sandang.
Ringkasan Alternatif
Fasilitas perdagangan pangan dan sandang di Kota Bekasi yang berbatasan dengan DKI Jakarta (bagian barat Kota Bekasi) perkembangannya kurang signifikan, di bandingkan dengan perkembangan perumahan yang lebih pesat. Dalam memilih lokasi berbelanja, baik pangan maupun sandang, ada berbagai pertimbangan yang berbeda, yang mencerminkan karakteristik pergerakan. Dengan posisi tempat tinggal yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, penduduk Kota Bekasi minimal mempunyai 2 (dua) pilihan lokasi berbelanja pangan dan sandang, yaitu di Kota Bekasi atau DKI Jakarta, dengan berbagai perilaku berbelanja dan pola pergerakan. Tujuan tugas akhir ini adalah mengidentifikasi karakteristik pergerakan penduduk Kota Bekasi yang berbatasan dengan DKI Jakarta dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang. Sedangkan sasarannya adalah identifikasi lokasi tujuan berbelanja penduduk di wilayah studi dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, identifikasi perilaku berbelanja penduduk di wilayah studi dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, identifikasi pola pergerakan berbelanja penduduk di wilayah studi dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, dan identifikasi hubungan antar variabel-variabel pemilihan lokasi berbelanja yang termasuk ke dalam faktor aksesibilitas dengan variabel-variabel perilaku berbelanja yang diduga memiliki keterkaitan dengan cara metode tabulasi silang. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis adalah, bahwa fasilitas perdagangan pangan yang terdapat di Kota Bekasi menjadi pilihan oleh sebagian besar penduduk di wilayah studi. Untuk pemenuhan kebutuhan sandang, penduduk di wilayah studi menggunakan fasilitas perdagangan sandang yang terdapat di Kota Bekasi. Waktu berbelanja kebutuhan pangan sebagian besar penduduk di wilayah studi adalah pada waktu pagi hari dengan frekuensi yang beragam dan menggunakan kendaraan umum dan jalan kaki. Sedangkan penduduk yang berbelanja kebutuhan pangan pada waktu sore hari adalah penduduk yang berbelanja setelah pulang dari kantor. Pola pergerakan berbelanja kebutuhan pangan dimulai dari rumah menuju lokasi berbelanja dan langsung pulang ke rumah. Sedangkan pola pergerakan tujuan kombinasi dilakukan oleh penduduk yang bekerja. Waktu berbelanja kebutuhan sandang sebagian besar penduduk di wilayah studi adalah pada waktu sore hari dengan frekuensi yang tidak tentu dan menggunakan kendaraan pribadi. Pola pergerakan berbelanja kebutuhan sandang dimulai dari rumah menuju lokasi berbelanja dan langsung pulang ke rumah. Dari hasil kesimpulan dapat menunjukkan bahwa fungsi Kota Bekasi sebagai kota pengimbang DKI Jakarta telah berjalan bila dilihat dari aspek pemilihan lokasi berbelanja kebutuhan pangan dan sandang.
Sumber