Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
KONSEP ETIKA JURNALISTIK DALAM PANDANGAN WARTAWAN HARIAN PAGI RADAR BANDUNG
YOHANA NIM. (2009) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui konsep, pemahaman, penilaian, dan faktor-faktor apa saja yang menghambat kinerja Wartawan Harian Pagi Radar Bandung dalam mengaplikasikan nilai Etika Jurnalistik Tipe penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif yang berbasis pada pendekatan interaksionis simbolik. Objek primer pada penelitian ini adalah Wartawan Harian Pagi Radar Bandung dan data yang di dapatkan Sebagian besar adalah melalui wawancara mendalam, studi kepustakaan serta dokumen yang berhubungan dengan pembahasan yang penulis teliti. Kemudian ditunjang oleh observasi partisipatif. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan, bahwa Pemahaman Wartawan Harian Pagi Radar Bandung tentang konsep etika jurnalistik itu beragam, pada prakteknya tidak semua wartawan itu memahami dan menjalankan etika jurnalistik. Tetapi Radar Bandung berkomitmen untuk mencoba tidak keluar dari koridor kode etik jurnalistik. Penilaian Wartawan Harian Pagi Radar Bandung terhadap konsep etika jurnalistik tertuju pada aturan kesopanan dalam meliput, mencari, dan menulis berita sesuai dengan profesionalismenya sebagai insan pers. Konsep etika jurnalistik adalah aturan yang menekankan segi sopan santun, tegasnya etika jurnalistik adalah etika kita dalam pencarian berita dan menuangkan berita, rambu-rambu yang mengatur tentang etika jurnalistik ketentuan bagaimana seorang wartawan menyampaikan suatu berita. Dan kendala yang dihadapi dalam mengaplikasikan nilai etika juranalistik adalah bila mereka berasal dari jurusan di luar jurnalistik, serta masalah ketidaktahuan dan ketidakpahaman. Yang berat itu merubah kebiasaan mereka menjadi beretika, bukan menerapkan nilai etika, merubah kebiasaan yang tadinya tidak beretika menjadi beretika. Saran penulis yaitu hendaknya wartawan harus memahami etika jurnalistik secara baik dan mengimplementasikannya dalam kegiatan jurnalistik sehingga tercipta pengawasan (sense control) dan mereviu atas segala kesalahan yang pernah terjadi harus betul-betul memahami profesi wartawan. Sebagai sebuah profesi, wartawan memiliki martabat kewartawanan (the honour of journalism) yang harus dijaga dan dihormati oleh insan pers sendiri, yaitu para pemegang amanat tersebut.
Ringkasan Alternatif
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui konsep, pemahaman, penilaian, dan faktor-faktor apa saja yang menghambat kinerja Wartawan Harian Pagi Radar Bandung dalam mengaplikasikan nilai Etika Jurnalistik Tipe penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif yang berbasis pada pendekatan interaksionis simbolik. Objek primer pada penelitian ini adalah Wartawan Harian Pagi Radar Bandung dan data yang di dapatkan Sebagian besar adalah melalui wawancara mendalam, studi kepustakaan serta dokumen yang berhubungan dengan pembahasan yang penulis teliti. Kemudian ditunjang oleh observasi partisipatif. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan, bahwa Pemahaman Wartawan Harian Pagi Radar Bandung tentang konsep etika jurnalistik itu beragam, pada prakteknya tidak semua wartawan itu memahami dan menjalankan etika jurnalistik. Tetapi Radar Bandung berkomitmen untuk mencoba tidak keluar dari koridor kode etik jurnalistik. Penilaian Wartawan Harian Pagi Radar Bandung terhadap konsep etika jurnalistik tertuju pada aturan kesopanan dalam meliput, mencari, dan menulis berita sesuai dengan profesionalismenya sebagai insan pers. Konsep etika jurnalistik adalah aturan yang menekankan segi sopan santun, tegasnya etika jurnalistik adalah etika kita dalam pencarian berita dan menuangkan berita, rambu-rambu yang mengatur tentang etika jurnalistik ketentuan bagaimana seorang wartawan menyampaikan suatu berita. Dan kendala yang dihadapi dalam mengaplikasikan nilai etika juranalistik adalah bila mereka berasal dari jurusan di luar jurnalistik, serta masalah ketidaktahuan dan ketidakpahaman. Yang berat itu merubah kebiasaan mereka menjadi beretika, bukan menerapkan nilai etika, merubah kebiasaan yang tadinya tidak beretika menjadi beretika. Saran penulis yaitu hendaknya wartawan harus memahami etika jurnalistik secara baik dan mengimplementasikannya dalam kegiatan jurnalistik sehingga tercipta pengawasan (sense control) dan mereviu atas segala kesalahan yang pernah terjadi harus betul-betul memahami profesi wartawan. Sebagai sebuah profesi, wartawan memiliki martabat kewartawanan (the honour of journalism) yang harus dijaga dan dihormati oleh insan pers sendiri, yaitu para pemegang amanat tersebut.
Sumber