Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Makna Iklan Pertama Boneka Barbie (Analisis Wacana Kritis Sara Mills Terhadap Representasi Wanita Cantik dalam Iklan Pertama Boneka Barbie)
Milla Hanifah (2013) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Makna Iklan Pertama Boneka Barbie yang ditayangkan pada acara popular anak Amerika, Mickey Mouse Club tahun 1959. Dalam meneliti wacana iklan pertama boneka Barbie maka diajukan dua pertanyaan mikro yakni bagaimana posisi subjek-objek dan posisi penulis-pembaca dalam iklan pertama boneka Barbie. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana kritis Sara Mills. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, dokumentasi, penelusuran data online, studi pustaka dan wawancara mendalam. Terdapat tiga orang informan dengan asumsi masing-masing informan memiliki pengetahuan dan pengalaman terhadap wacana dalam iklan ini. Wawancara mendalam dilakukan klasifikasi pertanyaan dan jawaban kemudian dianalisis sesuai dengan analisis wacana kritis Sara Mills. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa posisi subjek yakni adalah wanita yang menyanyikan jingle iklan merupakan pencerita tunggal dalam teks iklan tersebut dengan objeknya yaitu boneka Barbie, sedangkan dalam posisi penulis-pembaca, penulis memposisikan pembaca didalam wacana, dan juga bagaimana pembaca (penonton) menginterpretasikan pesan didalam iklan dan memposisikan dirinya masuk kedalam wacana.Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa tubuh wanita adalah permainan kepentingan kapitalisme. Perkembangan teknologi informasi dan kapitalisme membawa perubahan dalam pemaknaan cantik. Konsep kecantikan yang dikonstruksi oleh iklan memaksa wanita untuk menjadi wanita yang cantik dalam perspektif masyarakat yang memiliki kekuasaan (barat). Sehingga makna cantik pada wanita bukanlah miliknya semata, melainkan secara dominatif merupakan milik masyarakat yang dikonstruksikan demi kepentingan masyarakat yang memiliki kekuasaan. Saran yang dapat peneliti berikan yakni Kapitalisasi adalah sebuah kekuatan besar yang selalu menjadikan wanita sebagai objek pengkonsumsi maupun pemproduksi. Sehingga wanita harus waspada dan menjadikan rasionalitas bertindak sebagai rem terhadap fantasi
Ringkasan Alternatif
This research means is to know the meaning of the first barbie doll advertisement that showed in kids popular show in America, Mickey Mouse Club in 1959. In investigate the discourse of the first barbie doll advertisement the researcher submit two micro question that is how the subject position and how the subject-object position and the writer-reader position in the first barbie doll advertisement.This research using qualitative approach with Sara Mills critical discourse analysis. The researcher using library research, documentation, internet data retrieval, and in-depth interview. There is three informant with their own assumption based on their knowledge and their experience towards this advertisement discourse. There is question classification In-depth interview which the answer analyzed according to Sara Mills critical discourse.The result of this research showing that the position of the subject is the woman who sing the advertisement jingle (short tune) is a single narrator in that advertisement text with the barbie doll as the object, as in the writer-reader position, writer take a role as a reader in the discourse, and so how the reader (viewer) interpret the message in the advertisement and promote herself into the discourse.The conclusion of this research that womanÃâs body is a capitalism benefit. The advance of technology and information and capitalism bring the change in semantic meaning. Beauty concept constructed by the advertisement force the woman to be a beauty woman in people perspective that controlled by western. So that the meaning of a beauty woman is not hers, but peopleÃâs as a dominative who constructed by the people who having a power. The suggestion that the researcher could give is the capitalism having a great power that always makes woman as an object of consumption or production. So that the woman should be cautious and rationality action as a shield towards fantasy.