Logo Eventkampus
Perpustakaan judul masih dalam tahap pengembangan, admin siap menampung kritik dan saran
Makna Komunikasi Non Verbal Dalam Tradisi Siramam Pada Proses Pernikahan Adat Sunda Di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung
Erni Sundari (2011) | Skripsi | Ilmu Komunikasi
Bagikan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna komunikasi nonbr / verbal dalam tradisi siraman pada proses pernikahan adat Sunda di Kelurahanbr / Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung. Dari mulai penentuan ekspresi wajah, waktubr / , ruang /tempat, gerakan, busana, bau-bauan, makna komunikasi non verbalbr / berdasarkan indentifikasi masalah.br / Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriftif,br / dengan subyek informan empat orang dan teknik pengumpulan data yang digunakanbr / adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dokumentasi, studi pustaka, danbr / internet searching.br / Hasil penelitian, makna komunikasi non verbal dalam tradisi siraman padabr / proses pernikahan adat Sunda di kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung.br / Melalui beberapa tahap yaitu Ekspresi wajah: Pengantin mengekpresikan wajah sedihbr / serta bahagia, Waktu, Ruang/tempat: yang dilakukan diluar halaman rumah, Gerakan:br / pengantin berjalan dengan perlahan dan penyiraman dan wudhu, Busana: pengantinbr / mengenakan kain/samping dan rompi rangkaian bunga melati, Bau-buan: bunga tujuhbr / rupa (rampe) dan minyak wangi, makna siraman untuk menyucikan lahir dan batin.br / Kesimpulan Penelitian yang didapat bahwa non-verbal adalah penciptaan danbr / pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, komunikasi ini menggunakanbr / Ekspresi wajah, Waktu, Ruang/tempat, Gerakan, Busana, Bau-bauan, dan maknabr / siraman untuk menyucikan lahir dan batin.br / Peneliti menyarankan Pemerintah Daerah ikut serta berperan aktifbr / memperkenalkan sejak dini kepada generasi muda dalam mata pelajaran sekolahbr / seperti muatan lokal budaya Sunda untuk menjaga budaya Sunda sebagai warisan daribr / budaya nasional, khususnya dalam ritual adat pernikahan budaya adat sunda.
Ringkasan Alternatif
This study aims to determine how the meaning of non-verbal communication in thebr / siraman tradition on the traditional Sundanese wedding at kelurahan pasanggrahanbr / kecamatan ujung berung. Started with the determination of facial expressions, time,br / space / place, movement, clothing, fragrances, meaning of non-verbal communicationbr / based on identification of problem.br / This study used a qualitative approach with descriptive methods, with the subject ofbr / four informants data gathering techniques used were in-depth interviews, participantbr / observation, documentation, literature, and internet searching.br / The results, the meaning of non-verbal communication in the siraman tradition on thebr / traditional Sundanese wedding at kelurahan pasanggrahan kecamatan ujung berung.br / Through several stages of facial expressions: Bridal expressed sad and happy faces,br / Time, Space / Place: is done the backyard, Movement: bride walked slowly andbr / watering done slowly, Clothing: bridal wear traditional clothing and vest withbr / jasmine florist , Fragrances: mix floral (rampe) and perfumary, meaning spray tobr / cleanse and unseen.br / Conclusions of this study found that non-verbal communication is the creation andbr / exchange messages without using words, this communication using facialbr / expressions, Time, Space / place, movement, clothing, fragrances, and the meaning ofbr / meaning spray to cleanse and unseen.br / Researchers suggest local governments to participate actively introduced early on tobr / younger generations in school subjects such as local content to preserve Sundanesebr / culture Sundanese culture as the heritage of national culture, especially inbr / indigenous cultural rituals of Sundanese wedding.
Sumber
Judul Serupa
  • Aktivitas Komunikasi Dalam Tradisi Nyawer Pada Proses Pernikahan Adat Sunda di Kota Bandung (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Dalam Tradisi Nyawer Pada Proses Pernikahan Adat Sunda di Kota Bandung)